kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja keuangan melesat, potensi cuan kian nikmat


Jumat, 21 November 2014 / 17:33 WIB
Kinerja keuangan melesat, potensi cuan kian nikmat
Menteri BUMN Erick Thohir Optimistis BUMN Dapat Setor Dividen Rp 80,2 Triliun Tahun Depan.


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Imanuel Alexander

Jakarta. Penambahan pabrik baru merupakan strategi yang tepat untuk memperluas jangkauan distribusi.

Sampai bulan kesembilan tahun 2014 ini, tidak banyak emiten sektor barang konsumer yang berhasil mencetak kinerja keuangan cemerlang. Dari sedikit emiten yang masih mencetak pertumbuhan kinerja keuangan, salah satunya adalah PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.

Pada kuartal ketiga tahun ini, Nippon Indosari mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 44,93% dari Rp 90,85 miliar menjadi Rp 131,67 miliar. Perolehan laba per saham juga meningkat dari Rp 17,95 menjadi sebesar Rp 26,01.

Tentu saja, penjualan emiten yang sahamnya ditransaksikan di bursa dengan kode ROTI ini juga meningkat. Total penjualan Nippon Indosari di sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp 1,53 triliun.

Penjualan roti tawar produksi perusahaan yang memiliki merek Sari Roti ini tercatat meningkat dari Rp 583,17 miliar di tahun lalu menjadi Rp 820,72 miliar, tahun ini. Sementara, penjualan roti manis naik dari sebesar Rp 601,39 miliar menjadi Rp 705,44 miliar.

Meski begitu, terdapat pengembalian penjualan senilai Rp 174,09 miliar. Alhasil, penjualan bersih Nippon Indosari tercatat Rp 1,36 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2014 ini. Jumlah tersebut naik 28,76% ketimbang penjualan bersih di periode yang sama setahun sebelumnya.

Wajar bila penjualan produsen roti bermerek Sari Roti ini melesat. Analis AAA Securities Kristiadi Soenarto menyebut, penurunan harga tepung, yang adalah bahan baku roti, berkontribusi dalam menjaga margin laba Nippon Indosari. Menurut Kristiadi, harga tepung tahun ini turun sekitar 27,2%. Asal tahu saja, biaya bahan baku mengambil porsi sekitar 65,92% dari total beban pokok penjualan Nippon Indosari.

Selain itu, perusahaan ini sudah mulai mengoperasikan dua pabrik baru sejak kuartal dua tahun ini, yakni di Purwakarta dan Cikande. Kedua pabrik tadi dibangun sejak 2013 dan memiliki kapasitas ganda (double capacity). Dengan beroperasinya pabrik ini, Nippon Indosari menargetkan, tahun ini produksi roti bisa mencapai 4 juta potong per hari.


Naikkan harga


Penambahan dua pabrik tersebut membuat lini produksi Nippon Indosari saat ini bertambah menjadi 52 lini. Di akhir 2013 silam, Nippon Indosari cuma memiliki 39 lini produksi. Penambahan lini tersebut digunakan antara lain untuk memproduksi roti tawar (white bread), roti manis (sweet bread), sandwich, minibun, dan dorayaki.

Menurut Kristiadi, penambahan pabrik baru merupakan strategi yang tepat untuk memperluas jangkauan distribusi, apalagi kalau memperhitungkan usia edar produk. Usia produk dari industri mass production bakery sangat pendek, roti rata-rata hanya berumur lima hari, jelas dia. Karena itu, jangkauan distribusi yang ideal adalah sekitar 200 kilometer (km)-300 km dari pabrik roti.

Selain itu, Nippon Indosari tahun ini menaikkan harga produknya. Berdasarkan pengamatan KONTAN, harga Sari Roti sandwich yang sebelumnya Rp 3.000 naik menjadi Rp 4.000. Roti sobek rasa coklat keju yang sebelumnya Rp 14.000 naik jadi Rp 15.500.

Kristiadi mencatat, kenaikan harga rata-rata produk perseroan ini mencapai 12,3%. Kenaikan ini ikut menyokong margin laba Nippon Indosari. Dengan skala produksi yang besar, biaya produksi rata-rata per roti pun bisa ditekan.

Analis menilai kenaikan harga produk tidak akan berdampak negatif pada kinerja emiten ini. Bisnis Nippon Indosari ke depan juga masih prospektif. Middle class di Indonesia masih bertumbuh dengan kuat, sehingga masih banyak ruang untuk ekspansi, ujar Kristiadi.

Analis Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza Mihardja dalam risetnya memprediksi, hingga akhir tahun ini laba bersih Nippon Indosari bisa meningkat sekitar 45% ketimbang laba bersih di periode yang sama tahun lalu. Artinya, laba bersih emiten ini bisa mencapai sekitar Rp 650 miliar.

Kenaikan tersebut ditopang oleh kenaikan harga rata-rata produk yang terjadi Oktober lalu, serta dari bertambahnya tenaga penjualan. Perusahaan bisa meraih margin lebih baik pada kuartal terakhir karena kinerja penjualan cenderung lebih baik dibanding kuartal sebelumnya, tulis Christandi.

Manajemen Nippon Indosari sendiri menargetkan, penjualan tumbuh sebesar 25% ketimbang 2013. Artinya, emiten berharap bisa membukukan penjualan Rp 1,8 triliun tahun ini. Prediksi Christandi lebih optimistis, yakni Rp 2,01 triliun.

Analis positif tahun depan kinerja Nippon Indosari bakal lebih baik. Apalagi situasi politik juga lebih stabil.

Meski begitu, produsen roti ini juga masih menghadapi risiko pelemahan nilai kurs rupiah. Pasalnya, hal ini bakal mempengaruhi harga tepung yang merupakan bahan baku roti. Nippon Indosari juga berpeluang terkena dampak negatif kenaikan upah karyawan.

Kristiadi memprediksi, di 2015 nanti Nippon Indosari bisa membukukan pendapatan bersih Rp 2,54 triliun. Sementara laba bersih akan meningkat jadi Rp 254 miliar.

Karena itu, para analis sepakat memberi rekomendasi beli untuk ROTI. Christandi mematok target harga Rp 1.460 per saham untuk ROTI. Sementara Kristiandi memasang target harga Rp 1.450 per saham. Kamis lalu (13/11), harga ROTI masih Rp 1.200 per saham.

Kristiandi menuturkan, target harga yang ia tetapkan setara price to earning ratio (PER) sebesar 28,7 kali. Bila dibandingkan dengan PER historikal yang di atas 35 kali, harga saham ROTI masih murah.

Tertarik ikut mencari tahu kelezatan laba ROTI?

***Sumber : KONTAN MINGGUAN 8 - XIX, 2014 Laporan Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×