kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Charoen kuartal I-2018 disokong stabilnya harga DOC


Senin, 21 Mei 2018 / 19:47 WIB
Kinerja Charoen kuartal I-2018 disokong stabilnya harga DOC
ILUSTRASI. KANDANG AYAM SISTEM CLOSED HOUSE


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten peternakan unggas di awal tahun ini cukup meyakinkan, tak terkecuali PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Stabilnya harga jual ayam broiler dan day old chicken (DOC) dinilai akan menjadi katalis positif bagi kinerja emiten berkode saham CPIN sepanjang tahun ini.

Tengok saja laba bersih CPIN sepanjang kuartal-I 2018 yang berhasil tumbuh 59% year-on-year (yoy) menjadi Rp 996 miliar. Melonjaknya laba bersih disokong laba kotor yang juga mencatat kenaikan sebesar 41% yoy menjadi Rp 1,99 triliun dan laba operasional yang tumbuh 64% yoy menjadi Rp 1,4 triliun.

Analis Danareksa Sekuritas Adeline Solaiman menjelaskan, kenaikan laba bersih CPIN di awal tahun ini didorong segmen ayam broiler dan DOC. Namun, bukan volume penjualannya yang meningkat, melainkan faktor harga jual rata-rata atawa average selling price (ASP) yang cenderung lebih stabil sejak Desember lalu hingga Maret 2018.

Adeline merinci, hingga April 2018, harga rata-rata penjualan DOC mencapai Rp 4.831 per kg atau naik 24,8% yoy. Sementara, harga jual ayam broiler naik 23% yoy menjadi Rp 19.321 per kg. "ASP untuk broiler dan DOC di bulan April semakin stabil dan masih akan mengalami kenaikan sedikit sepanjang Mei ini," paparnya kepada Kontan.co.id, Senin (21/5).

Analis Samuel Sekuritas, Marlene Tanumihardja menambahkan, apiknya kondisi bottom line CPIN awal tahun ini juga didukung penurunan beban pokok penjualan, lantaran harga jagung yang lebih rendah, serta suksesnya panen raya di sejumlah daerah di Indonesia. Terbukti, CPIN berhasil menekan cost of goods sold (COGS) atau beban pokok penjualannya sebesar 7% yoy dari Rp 10,59 triliun menjadi Rp 9,86 triliun.

Kendati begitu, Marlene meyakini, volume penjualan CPIN mampu naik di kuartal-kuartal selanjutnya. "Terutama kuartal kedua seiring dengan adanya momentum Lebaran. Kami juga menyoroti data penjualan ritel untuk makanan yang lebih baik di kuartal ini," tulis Marlene dalam riset, 2 Mei 2018.

Adeline sepakat, volume penjualan CPIN seharusnya bisa membaik di kuartal selanjutnya. Berdasarkan informasi yang diterima dari CPIN, penurunan volume penjualan ayam broiler sekitar 0,7% sepanjang Januari-Maret lalu disebabkan  pemilihan peternak independen yang lebih selektif untuk plasma broiler. Hal tersebut menyebabkan, jumlah peternak independen yang mengembangbiakkan ayam menjadi lebih sedikit.

"Tapi, kuartal kedua jumlah rekan peternak independen akan kembali normal, bahkan lebih ekspansif. Jadi, harusnya volume penjualan juga bisa bertambah," imbuh Adeline.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×