kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Chaoren masih dibayangi risiko, simak rekomendasi analis


Senin, 21 Mei 2018 / 20:09 WIB
Kinerja Chaoren masih dibayangi risiko, simak rekomendasi analis
ILUSTRASI. HIBAH KANDANG AYAM dari Charoen Pokphand


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk sepanjang kuartal-I 2018 terbilang solid. Emiten peternakan unggas ini berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 59% year-on-year (yoy) menjadi Rp 996 miliar. Meski begitu, kelanjutan kinerja CPIN yang positif masih bergantung pergerakan harga ayam broiler dan day old chicken (DOC) pasca momentum Lebaran nanti.

Analis Danareksa Sekuritas Adeline Solaiman menilai, kinerja CPIN hingga akhir tahun nanti masih dibayangi sejumlah risiko. Pertama, harga kedelai yang masih dalam tren meningkat secara global. Di kuartal pertama saja, harga kedelai sudah naik 4,7% yoy. Seperti yang diketahui, bungkil dari kedelai biasanya dicampur dengan jagung untuk menjadi bahan baku pakan ternak.

Kedua, kinerja CPIN juga berpotensi tertekan oleh kondisi rupiah yang masih terus terdepresiasi. "Dampaknya mungkin belum kelihatan sekarang, tapi nanti di kuartal ketiga," ujar Adeline.

Tingginya harga bahan baku dan melemahnya nilai tukar rupiah berpotensi mengerek cost of goods sold (COGS) atau beban pokok penjualan, yang ujungnya menggerus pertumbuhan margin laba ke depan.

Selain itu, harga jual ayam di pasar pasca-Lebaran juga masih perlu terus dipantau. Pasalnya, Adeline menilai, pada periode tersebut harga akan kembali turun. Jika bersamaan dengan itu CPIN belum mampu juga meningkatkan volume penjualan, kinerja CPIN di kuartal ketiga berpotensi merosot tajam.

Meski demikian, Adeline memproyeksi, pendapatan CPIN di akhir tahun nanti masih bisa bertumbuh sekitar 6% menjadi Rp 52,33 triliun. Sementara, laba bersih diprediksi naik lebih pesat mencapai 60% menjadi Rp 3,99 triliun.

Mengantisipasi risiko yang berpotensi menghambat kinerja CPIN, ia memilih menahan rekomendasinya pada posisi hold dengan target harga Rp 4.000 per saham. "Potensi upside memang masih ada dan cukup oke, yaitu 14%. Tapi, amannya lihat dulu gejolak harga pasca-Lebaran nanti," sarannya.

Sebaliknya, analis Samuel Sekuritas Marlene Tanumihardja, cukup yakin terhadap besarnya potensi upside harga saham CPIN. Ia merekomendasikan buy saham CPIN dengan target harga Rp 4.300 per saham.

Sedangkan, analis BCA Sekuritas Johanes Prasetia mengubah rekomendasinya dari hold menjadi buy, serta menaikkan target harga dari sebelumnya Rp 3.100 menjadi Rp 4.100 per saham.

Pada perdagangan Senin (21/5), harga saham CPIN ditutup naik 0,59% ke level Rp 3.430 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×