kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kesepakatan Arab-Rusia angkat harga minyak


Selasa, 16 Mei 2017 / 17:08 WIB
Kesepakatan Arab-Rusia angkat harga minyak


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Minyak melanjutkan kenaikan awal pekan setelah Arab Saudi dan Rusia sepakat melanjutkan pembatasan produksi hingga tahun depan. Pembatasan produksi OPEC memang terus memberi sentimen positif bagi minyak, sementara kenaikan produksi Amerika Serikat (AS) terus membayangi prospek harga.

Mengutip Bloomberg, Selasa (16/5) pukul 15.15 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2017 di New York Mercantile Exchange menguat 0,74% ke level US$ 49,21 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga minyak menanjak 7,2%.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, kesepakatan antara Arab Saudi dan Rusia ekspektasi pasar sehingga menjadi penopang utama kenaikan harga minyak. Menteri Energi Arab Saudi, Khalid Al-Falih bersama dengan Menteri Energi Rusia, Alexander Novak menyatakan target penurunan pasokan minyak global belum tercapai meski OPEC dan Rusia sudah melaksanakan pembatasan produksi sejak awal tahun.

Untuk itu, keduanya sepakat untuk melanjutkan pembatasan produksi hingga kuartal I-2018. "Pasar berekspektasi perpanjangan pembatasan produksi hanya sampai akhir tahun ini," ujarnya.

Meski demikian, pasar masih menanti pertemuan OPEC di Wina, Austria tanggal 25 Mei mendatang. Saat ini produsen OPEC memang belum mencapai target penurunan produksi sebesar 1,8 juta barel per hari.

Jika dalam pertemuan pekan depan OPEC memutuskan untuk menambah atau memperpanjang pembatasan produksi, Putu memperkirakan harga minyak bisa kembali menyentuh level tertinggi tahun ini yakni di US$ 55 per barel. "Setelah itu terlewati, level resistance selanjutnya ada di US$ 60 per barel," imbuhnya.

Di sisi lain, ancaman kenaikan pasokan minyak AS masih mengintai. Sentimen ini yang akan pertama kali dilihat oleh para pelaku pasar setelah pembatasan produksi OPEC berlanjut. Sejauh ini AS belum menyatakan keinginan untuk turut membatasi produksi minyak. Sebaliknya, rig pengeboran minyak AS justru terus meningkat. Output minyak negeri Paman Sam berada di level tertinggi sejak Agustus 2015. Dengan potensi kenaikan produksi AS, maka harga minyak masih beresiko terkoreksi.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×