kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan produksi dan pemberlakuan pajak ekspor Malaysia bebani harga CPO


Jumat, 23 Maret 2018 / 22:09 WIB
Kenaikan produksi dan pemberlakuan pajak ekspor Malaysia bebani harga CPO
ILUSTRASI. Panen Kelapa Sawit


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam dua pekan terakhir minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) bergerak sideways di kisaran RM 2.400 per metrik ton. Harganya sulit beranjak naik meski pengadilan Uni Eropa telah memutuskan untuk menghapus bea masuk yang dikenakan terhadap produk biodiesel asal Indonesia. CPO hanya mampu naik sesaat kemudian kembali mengalami koreksi.

Mengutip Bloomberg pada Jumat (23/3) pukul 18.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Juni 2018 tercatat melemah 0,9% ke level RM 2.428 per metrik ton. Namun kalau dibandingkan sepekan sebelumnya harganya masih menguat 0,5%.

“Ini bergerak turun karena kenaikan produksi Malaysia,” ungkap Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures kepada Kontan.

Malaysian Palm Oil Board merilis produksi minyak sawit untuk periode 1-20 Maret 2018 naik 36,4% dari periode yang sama bulan sebelumnya. Tekanan terhadap harga semakin diperparah dengan rencana Malaysia untuk mulai memberlakukan pajak ekspor CPO sebesar 5% pada bulan April nanti. Hal itu berpeluang meningkatkan stok sekitar 15%-20% dalam jangka menengah.

“Selama ini kan India sudah menerapkan tarif impor yang tinggi,” paparnya.

Sejak beberapa bulan lalu, India sudah memberlakukan tarif pajak yang lebih tinggi. Pajak impor CPO dari 30% menjadi 44%. Tarif impor untuk CPO olahan juga naik dari 40% menjadi 54%.

Menurutnya dimenangkannya gugatan pemerintah Indonesia atas keputusan biodiesel Uni Eropa juga hanya akan berpengaruh sesaat. Pasalnya pengecualian itu hanya berlaku untuk Indonesia saja. Padahal Malaysia juga banyak memasok CPO ke berbagai negara di dunia.

Sedangkan Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures melihat saat ini harga CPO tengah memasuki fase konsolidasi. Di satu sisi harganya tertekan karena kekhawatiran ancaman perang dagang. Apalagi Uni Eropa tengah mengkaji untuk menerapkan kebijakan serupa. Kalau benar terjadi itu bisa berdampak ke harga komoditas.

Di sisi lain, kata Deddy, saat ini harga CPO tengah ditopang oleh kenaikan ekspor Malaysia. Selama periode 1-20 Maret 2018 ekspor negeri Jiran tercatat naik 13,6% menjadi 926.185 metrik ton.

“Ini memberi sinyal positif bagi CPO,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×