kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan harga gas tidak membuat ekspansi Arwana meredup


Jumat, 23 Februari 2018 / 20:58 WIB
Kenaikan harga gas tidak membuat ekspansi Arwana meredup
ILUSTRASI. Pabrik keramik PT Arwana Citramulia Tbk ARNA


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan keramik yang meningkat di Sumatera membuat PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) berekspansi. Tahun ini, Arwana bersiap untuk meningkatkan kapasitas pabrik di Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Max Tan, Head of Investor Relation PT Arwana Citramulia Tbk menjelaskan alokasi belanja modal disiapkan untuk pembelian mesin di pabrik keempat milik Arwana tersebut. "Tahun ini kami siapkan sumber dana sebesar Rp 150 miliar untuk pembelian mesin," kata Max, Kamis (22/2).

Sumber dana tersebut berasal dari internal perusahaan. Pabrik yang sudah beroperasi sejak 2013 tersebut awalnya berkapasitas produksi keramik 8 juta m2 per tahun. Plus tambahan enam juta m2 menjadi 14 juta m2. "Akhir tahun ini kami beli mesinnya, sehingga akhir tahun 2019 sudah bisa mulai produksi," kata Max.

Tingginya pasar keramik di Sumatera lantaran terdorong mulai berfungsinya jalan lintas Sumatera. Ditambah proses pilkada daerah dan juga pemilihan Presiden yang akan membuat banyak uang beredar di masyarakat.

Selain di Sumatera Selatan, ARNA juga punya empat pabrik lain. Yaknni di Tangerang, Serang, Gresik dan Mojokerto. Total kapasitas produksi kelima pabrik tersebut sebesar 57,37 juta meter persegi.

Tak hanya pasar domestik, Arwana juga melirik pasar ekspor. Mengingat per September 2017 lalu Arwana mulai mengekspor ke Malaysia. "Orang mengira hanya China yang bisa menguasai pasar tapi tidak berpikiran bahwa kami bisa ekspor juga. Ini jadi peluang dan tantangan bagi kami ke depan," jelasnya.

Hanya saja, ARNA masih bungkam negara mana yang akan dituju selain Malaysia. Yang jelas, harga rata-rata jual ekspor lebih tinggi ketimbang domestik. Sehingga marjin labanya lebih menguntungkan bagi perseroan ini. "Kontribusi penjualan ekspor masih kecil tapi potensial untuk dikembangkan," jelasnya.

Meski harga gas tak kunjung turun ARNA tetap positif memandang kinerja tahun ini. "Tahun ini kami menargetkan net profit mencapai Rp 150 miliar dan dengan net margin 8%," timpalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×