kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kekeringan memanaskan harga CPO


Rabu, 04 Juli 2012 / 00:49 WIB
Kekeringan memanaskan harga CPO
ILUSTRASI. Madu


Reporter: , Anna Marie Happy, Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Kekeringan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) membuat panen kedelai terancam gagal. Hal tersebut berdampak pada permintaan minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) yang terus meningkat. Selasa (3/7) harga CPO menyentuh level tertinggi sejak 30 Mei.

Harga CPO di bursa derivatif Malaysia pengiriman September kemarin (3/7) sampai pukul 15.30 WIB menguat 0,3% di RM 3.118 pukul 15.30 WIB. Rally harga CPO sudah terjadi sejak 3 hari terakhir pasca CPO berhasil melewati level 3.000-an.

Cuaca panas dan kering di Amerika Serikat (AS) merusak tanaman. Akibatnya, suplai minyak goreng pun berkurang. Menurut Departemen pertanian AS, produksi kedelai sebagai barang pengganti CPO turun 53% pada akhir minggu dan turun 66% dari tahun sebelumnya. “Semua bermuara dari cuaca,” tegas Dhony Khor, Senior Vice Presiden for futures and options OSK Holdings Bhd seperti dikutip Bloomberg. Dia menambahkan selama cuaca masih panas harga masih akan bertahan di level ini.

Departemen Pertanian AS melaporkan luas lahan kedelai yang ditanam bertambah menjadi 76,08 juta hektar. Naik dari 74,98 juta hektar tahun lalu. Ini dilakukan mengantisipasi musim kering.

Meski begitu, Ivy Ng analis CIMB Group Holding Bhd menyebut, areal penanaman yang besar tidak akan membuahkan panen yang lebih besar. "Hasil panen kedelai yang sedikit akan berimbas pada kenaikan harga CPO," ujar dia seperti dikutip Bloomberg.

Jelang ramadan

Kekeringan di AS menurut Ibrahim, Analis Senior Harvest International Futures menjadi sentimen bagus bagi harga CPO. Produksi kedelai yang menurun membuat permintaan barang pengganti ikut terangkat. Sebab, harga CPO lebih murah dibandingkan jagung dan kedelai.

Produksi CPO yang terbatas ikut mengangkat harga jual CPO. Analis Askap Futures, Kiswoyo Adi Joe menduga, kenaikan harga CPO masih dipengaruhi sentimen jelang bulan Ramadan dan lebaran. Kegagalan panen jagung dan kedelai yang terjadi di Brasil dan AS ikut mendukung. Dia memperkirakan harga CPO masih akan bullish menjelang lebaran.

Ibrahim pun sepakat, permintaan yang masih cukup besar bisa berakibat harga terus menanjak. Hal tersebut terlihat dari data Societe Generale de Surveillance. Pengiriman CPO dari Malaysia meningkat 4,9% menjadi 1,45 juta ton dari bulan sebelumnya. Sedangkan ekspor naik 9,7% menjadi 1,46 juta ton di Juni.

Harga CPO di semester kedua bisa naik hingga RM 3.300 per ton. Ibrahim menargetkan harga CPO bisa mencapai RM 3.400 - RM 3.500 per ton. "Namun mencapai RM 3.600 sangat berat sehingga harga CPO kemungkinan di RM 3.400,” kata dia.

Ibrahim memprediksi harga CPO berada di RM 3.050 - RM 3.150 di pekan ini. Sementara, Kiswoyo menduga, harga CPO bisa mencapai resistance RM 3.300 hingga menjelang Lebaran dan support RM 3.000. Jika setelah lebaran produksi jagung dan kedelai tetap tipis. level resistance CPO bisa lebih tinggi dari target itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×