kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kejar kontrak baru, Kinerja PT PP Tbk (PTPP) berpeluang moncer tahun depan


Rabu, 12 Desember 2018 / 06:05 WIB
Kejar kontrak baru, Kinerja PT PP Tbk (PTPP) berpeluang moncer tahun depan


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) optimistis untuk mencapai total target pencapaian kontrak baru di tahun 2018 sebesar Rp 49 triliun. Hingga bulan Oktober 2018, PTPP baru merealisasikan 72,04% atau sebesar Rp 35,3 triliun dari total target tahun ini.

Analis Trimegah Sekuritas Adi Prabowo menilai, untuk PTPP mencapai nilai kontrak akhir tahun ini, haruslah konsisten pada pekerjaan konstruksi yang ingin dilakukan. “Karena kendalanya bagaimana menjaga konsistensi guidance perusahaan konstruksi itu sendiri. Itu yang membuat target berapa tetapi achievement tak seberapa,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (11/12).

Sampai akhir tahun ini saja, Adi meyakini bahwa PTPP bisa mencapai target kontrak barunya. Karena melihat kinerja PTPP dalam meraih kontrak-kontraknya. Ia melihat dibanding perusahaan konstruksi lain, seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI), presentasi PTPP dalam meraih kontrak baru masih lebih unggul.

Seperti Waskita yang hingga kuartal III-2018, WSKT memperoleh kontrak baru sebesar Rp 11,7 triliun. Sedangkan Adhi memperoleh kontrak baru senilai Rp 10,15 triliun pada akhir November 2018. Dan WIKA berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp 34,24 triliun hingga bulan November 2018.

“Ya kalau dilihat dari performa kontrak baru, PTPP masih unggul. Tetapi kontrak baru yang diperoleh bukan menjadi tolak ukur bahwa emiten tersebut underperformance atau tidak. Melainkan yang dilihat adalah orderbook itu sendiri,” tambah Adi.

Adapun beberapa proyek besar yang berhasil diraih PTPP sampai dengan Juli 2018 antara lain bandara kulon progo (Re-Tender) di Jawa Tengah sebesar Rp 5,58 triliun, perluasan apron pelabuhan udara Ngurah Rai di Bali sebesar Rp 1,36 triliun, scatered dual fuel engine MPP 120 MW paket 1 sebesar Rp 1,23 triliun, scatered dual fuel engine MPP 120 MW paket 2 sebesar Rp 1,06 triliun.

Adi mencatat bahwa dibanding emiten lain, PTPP memang kebanyakan melakukan pekerjaan konstruksi bandara, pelabuhan hingga pembangunan perumahan. Ia menganggap bahwa proyek infrastruktur di luar jalan tol masih cukup menyokong kinerja PTPP di luar mengejar banyak kontrak baru.

“Itulah mengapa dari kinerja PTPP sampai September 2018, laba turun. Ini karena proyek yang dikerjakan tahun lalu beda dengan tahun ini. Tahun lalu proyek PTPP yaitu gedung, tahun ini banyak di bidang sea port yang marginnya tidak lumayan tebal,” tandasnya.

Kendati demikian, Adi masih yakin kinerja PTPP akan semakin ciamik tahun depan. Pasalnya, ia menuturkan tahun 2019 nanti, PTPP dikabarkan akan mendapat kontrak pengadaan dan konstruksi (EPC) untuk pembangunan Balikpapan Refinery Development Master Plan V yang dimiliki oleh PT Pertamina. “Belum tahu berapa porsi ke kinerjanya, tunggu saja berita positifnya,” pungkasnya.

Adi Prabowo memperkirakan pendapatan PTPP akhir tahun 2018 mencapai Rp 23 triliun dengan perolehan laba bersih Rp 1,45 triliun. Sementara tahun 2019, pendapatan PTPP diperkirakan Adi mencapai Rp 27,4 triliun dengan laba bersih Rp 1,6 triliun.

 "Selama PTPP fokus melakukan pekerjaan konstruksi yang diambil dalam kontrak barunya," imbuhnya.

Ia pun merekomendasikan beli saham dengan target harga Rp 2.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×