Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pengumuman kebijakan Bank Sentral Australia (RBA) serta tingkat suku bunga yang belum berubah cenderung memberi sentimen negatif pada dollar Australia. Hal tersebut membuat laju AUD tertekan di hadapan USD.
Mengutip Bloomberg, Selasa (6/6) pukul 18.39 WIB, pasangan AUD/USD terkikis 0,05% ke level 0,7483 dibanding sehari sebelumnya.
Alwi Assegaf, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka menjelaskan, RBA mempertahankan suku bunga di level 1,5% lantaran menginginkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta mencapai target inflasi. Kebijakan RBA ini sudah mendapat antisipasi pasar. "Tetapi pernyataan RBA dianggap dovish sehingga menekan AUD," ujarnya.
Data neraca pembayaran Australia kuartal I-2017 yang mencatat angka defisit $ 3,1 miliar atau lebih lebar dari proyeksi deffiti $ 200 juta turut menambah beban AUD.
Di tengah sentimen negatif, laju AUD gagal mengungguli the greenback yang sebenarnya juga minim dukungan. Indeks non manufaktur Amerika Serikat (AS) bulan lalu turun ke level 56,9 dari sebelumnya 57,5. Sementara pesanan barang pabrik jatuh ke level minus 0,2% dari sebelumnya 1%. Hanya saja, prospek kenaikan suku bunga The Fed bulan ini masih menjaga laju USD. "Meski data tenaga kerja kurang mengesankan, prospek kenaikan suku bunga The Fed bulan ini mencapai 90%," lanjut Alwi.
Rabu (7/6) mantan Direktur FBI, James Comey yang sebelumnya dipecat Presiden Donald Trump, akan memberikan testimoni di hadapan Senate Intelligence Committe. Sementara Australia akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2017 dengan proyeksi di angka 0,2% atau melambat dari sebelumnya 1,1%. Alwi memperkirakan AUD/USD masih akan bergerak dalam tren negatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
