kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebijakan agresif The Fed akan terus menekan rupiah


Senin, 19 Maret 2018 / 21:24 WIB
Kebijakan agresif The Fed akan terus menekan rupiah
ILUSTRASI. Uang rupiah dan dollar AS


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal pekan ini, nilai tukar rupiah masih melanjutkan pelemahan. Pada Senin (19/3), nilai tukar rupiah kembali melemah 0,10% ke level Rp 13.765 per dollar Amerika Serikat (AS).

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menilai, aksi akumulasi dollar AS oleh para investor masih menjadi faktor utama yang menekan performa rupiah. Pasar bersikap wait and see terhadap arah kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserve yang akan diumumkan pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis (22/3).

Tambah lagi, data-data perekonomian AS yang dirilis di akhir pekan lalu terlihat cukup solid. Data produksi industri AS Februari kemarin naik 1,1% month on month (mom) dibandingkan dengan Januari 2018 yang turun 0,3% mom.

Sementara, indeks konsumer versi University of Michigan pada Februari dirilis naik dari 99,7 menjadi 102. Ini merupakan level indeks konsumer tertinggi selama 14 tahun terakhir.

Untuk itu, sentimen yang paling signifikan saat ini adalah antisipasi pasar terhadap pernyataan-pernyataan The Fed dalam pertemuan nanti. Jika ada sinyal agresif untuk kebijakan moneter The Fed selanjutnya, dollar pun akan terus menguat. Pergerakan valuta asing secara keseluruhan terhadap dollar dalam jangka pendek sangat bergantung pada sentimen ini.

"Sebab, selama ini akumulasi dollar didasarkan pada ekspektasi kenaikan suku bunga yang agresif, atau lebih dari tiga kali," ujar Reny.

Meski begitu, Reny yakin, rupiah tidak akan kembali merosot melampaui level Rp 13.800 per dollar AS. Terutama, karena "Bank Indonesia masih akan melakukan tindakan seperlunya untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil," katanya.

Selain itu, penguatan dollar AS juga masih mungkin tertahan oleh gejolak politik dan ketegangan relasi dagang yang tengah berkembang. Setelah suku bunga acuan AS naik, ada kemungkinan rupiah bisa kembali menguat.

Reny cukup optimistis, akhir kuartal I nanti rupiah bisa kembali ke level 13.600. Ia menebak rupiah akan berada di kisaran Rp 13.620 - Rp 13.680. Akhir tahun nanti, Reny malah memprediksi posisi rupiah bisa menguat hingga ke level Rp 13.598.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×