kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kata ekonom mengenai Komodo Bond


Kamis, 14 Desember 2017 / 21:25 WIB
Kata ekonom mengenai Komodo Bond


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi dari institusi pemerintah berdenominasi rupiah yang diterbitkan di luar negeri atawa Komodo Bond yang dicatatkan London Stock Exchange (LSE) kian banyak. Bahkan, nilainya ada yang mencapai ratusan triliun.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menyambut baik hal tersebut. Menurut Dody, Komodo Bond menjadi bisa menjadi alternatif sumber pembiayaan di dalam negeri.

Menurut Dody, penerbitan obligasi korporasi dalam bentuk rupiah di luar negeri membuat dana asing masuk ke Indonesia. Oleh karena itu tidak ada risiko terhadap kurs rupiah. "Kalau ada risiko kurs rupiah, itu menjadi risiko si investor," kata Dody kepada Kontan.co.id, Kamis (14/12).

Namun menurutnya, sepanjang rupiah bisa dijaga stabil hal tersebut akan meyakini investor dan berdampak positif bagi keuntungan mereka. Sebaliknya, jika kurs rupiah tidak terjaga, mereka akan merugi.

Penerbitan Komodo Bond itu juga berpotensi menguatkan kurs rupiah, yaitu dari teralisasinya proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai Komodo Bond yang akan berdampak positif ke kegiatan usaha dan pertumbuhan ekonomi.

Dengan fundamental ekonomi yang lebih baik tersebut bisa menguatkan daya saing ekonomi dan nilai tukar rupiah. "Namun, kami belum ada studi menghitung kuantitatif dampak ke rupiah," tambahnya.

Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi juga mengatakan, penerbitan Komodo Bond membuat dana asing masuk ke Indonesia. Dengan demikian, hal itu akan memperkuat kurs rupiah.

Seberapa besar penguatan rupiah lanjut dia, tergantung juga pada berapa banyak Komodo Bond yang terjual. "Akan tetapi biasanya obligasi korporasi permintaannya tidak setinggi Surat Berharga Negara (SBN)," kata Eric.

Selain itu, penerbitan Komodo Bond juga menambah dana korporasi untuk melakukan ekspansi bisnis. "Namun, yang jelas obligasi ini akan tercatat sebagai utang swasta dalam statistik utang luar negeri dan exposure pasar finansial kita terhadap fluktuasi eksternal bertambah dengan masuknya dana asing," tambahnya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut, penerbitan Komodo Bond menjadi peluang bagi korporasi. Sebab, imbal hasil obligasi ini lebih tinggi dibanding obligasi pemerintah. "Ini kesempatan bagus buat kita. Untuk BUMN juga bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan pembiayaan khususnya untuk infrastruktur," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×