kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kapasitas produksi SMGR naik jadi 35 juta ton


Rabu, 06 Desember 2017 / 17:22 WIB
Kapasitas produksi SMGR naik jadi 35 juta ton


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) memperkirakan kapasitas terpasang tahun depan bisa mencapai 35 juta ton per tahun. Peningkatan ini lantaran didukung rampungnya pabrik semen Indarung dan pabrik semen Rembang.

Sebagai catatan, pabrik semen Rembang menelan investasi sebesar Rp 4,9 triliun. Kapasitas yang dimiliki pabrik ini mencapai 3 juta ton per tahun. Kapasitas produksi pabrik semen Indarung VI, Padang, Sumatra Barat, juga sama dengan pabrik Rembang.

Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR menyatakan, dengan kemampuan kapasitas terpasang sebesar 35 juta ton per tahun, SMGR memiliki kemampuan produksi sebesar 33 juta ton per tahun. "Tidak dihitung 100% karena ada kebutuhan maintenance," kata Agung kepada KONTAN, Senin (4/12).

Sepanjang tahun ini, Agung menyatakan utilitas pabrik SMGR mencapai sekitar 83%. Dengan adanya pertambahan produksi dari pabrik baru, SMGR berharap produk bisa terserap maksimal di pasar, sehingga bisa meningkatkan utilitas.

Dalam catatan KONTAN, untuk meningkatkan produksi SMGR sedang membangun dua pabrik lagi di Aceh dan Kupang. Pabrik Aceh rampung tahun 2019, sedangkan pabrik Kupang ditargetkan selesai tahun 2020. Masing-masing pabrik memiliki kapasitas produksi 2,5 juta-3 juta ton per tahun.

Selain menyasar domestik, SMGR juga memiliki pangsa pasar ekspor. Meskipun jumlahnya relatif kecil dibandingkan dengan penjualan di dalam negeri. "Pasar ekspor hanya produk yang kedua. Jualan utama ada di dalam negeri. Kalau ada kelebihan baru keluar. Untuk meningkatkan serapan dari utilitas itu sendiri," papar Agung.

Laporan keuangan SMGR sampai kuartal III-2017 mencatat kenaikan pendapatan sebesar 7,7% year on year menjadi Rp 20,55 triliun. Pada periode ini, laba perusahaan anjlok 50,16% yoy menjadi Rp 1,46 triliun.

Laba bersih SMGR tertekan. Lantaran beban pokok pendapatan yang harus ditanggung perusahaan masih tinggi. Beban pokok pendapatan meningkat 26,02% yoy menjadi Rp 14,5 triliun.

Pertumbuhan beban pokok ini jauh melampaui pertumbuhan pendapatan. Beban keuangan SMGR juga melonjak 10,73% yoy menjadi Rp 522,79 miliar. "Karena ada kenaikan cost batubara, listrik dan transportasi. Kami akan drive yang besar-besar itu," kata Agung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×