kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kalbe Farma bidik bisnis alkes tumbuh dobel digit


Minggu, 21 Januari 2018 / 15:28 WIB
Kalbe Farma bidik bisnis alkes tumbuh dobel digit
ILUSTRASI. Pabrik obat generik PT Hexpharm Jaya


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) optimistis bisnis alat kesehatan (alkes) akan positif tahun ini. Sebab, permintaan alkes di dunia kesehatan berpeluang tumbuh signifikan.

Presiden Direktur KLBF, Vidjongtius mengatakan, saat ini masyarakat semakin preventif terhadap masalah kesehatan. "Selain itu bisnis ini juga disokong kebutuhan pemerintah dan pihak swasta dalam meningkatkan kesadaran akan kesehatan," tuturnya, Minggu (21/1).

Oleh karena itu, kata Vidjongtius, perseroan bakal terus bekerja sama dalam berbisnis alkes dengan pihak ketiga. "Kami akan menjalin kolaborasi dengan mitra bisnis domestik maupun internasional dalam hal manufacturing maupun marketing," katanya.

KLBF tidak hanya memfokuskan penjualan ritel maupun instansi tertentu untuk alat kesehatan. Sebab, menurut Vidjongtius, semua segmen penjualan dianggap berjalan dengan baik.

Porsi penjualan alkes KLBF bagi perseroan memang belum terlalu besar. "Masih di bawah 10% kontribusinya," ujar Vidjongtius.

Menilik laporan keuangan Kalbe Farma kuartal ketiga 2017, penjualan bersih mencapai Rp 15,09 triliun. Maka, pendapatan dari bisnis alkes kurang dari Rp 1,5 triliun saat itu. Jumlah tersebut masih terbilang kecil dibandingkan segmen bisnis nutrisi yang berkontribusi Rp 4,4 triliun atau 29% dari total pendapatan, dan segmen bisnis distribusi dan logistik yang mencapai Rp 4,3 triliun atau 28% dari total pendapatan di kuartal ketiga 2017.

Vidjongtius mengatakan, setidaknya, tahun ini bisnis alkes diharapkan bisa tumbuh dobel digit. Jumlah tersebut lebih tinggi daripada target pertumbuhan konsolidasi bisnis perseroan tahun ini yang sebesar 8%.

Menurut Vidjongtius, penjualan bersih perseroan pada 2017 diperkirakan hanya tumbuh 4%-5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pelemahan daya beli masyarakat dan stabilitas kurs menahan laju bisnis Kalbe.

Pada 2018, perseroan bakal menggelontorkan capital expenditure (capex) senilai Rp 1,5 triliun. Dana tersebut digunakan untuk merampungkan pembangunan beberapa pabrik baru dan menambah produk lisensi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×