kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

JK: Produksi kebun tak seimbang dengan kebutuhan


Rabu, 18 Oktober 2017 / 11:50 WIB
JK: Produksi kebun tak seimbang dengan kebutuhan


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perkebunan nasional kini menghadapi tantangan serius. Di tengah keterbatasan lahan, komoditas perkebunan dituntut untuk miliki produktivitas tinggi.

Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, saat membuka acara World Plantation Conference and Exhibition (WPLACE) 2017, Rabu (18/10) di Grand Sahid Jaya, Jakarta.

"Apa tantangan perkebunan sekarang? Tak hanya perkebunan tapi juga pertanian semuanya. Bahwa perkembangan produksi tak seimbang dengan kebutuhan," kata Wapres.

Wapres memprediksi dengan pertumbuhan penduduk dunia yang pesat, pada 2020 kebutuhan pangan dari hasil pertanian dan perkebunan akan meningkat 70% untuk mencukupi kebutuhan 10 miliar penduduk.

Di lain sisi, manusia juga butuh lahan baik untuk pemukiman, maupun industri. Oleh karenanya dibutuhkan siasat agar penduduk dunia kelak tak kurang pangan.

Teknologi bibit yang akan jadi solusi. "Bagaimana bisa hemat air, punya biodiversitas dan produktivitas yang tinggi," lanjut Jusuf Kalla.

Dalam konteks perkebunan nasional, menurut Jusuf Kalla teknologi pembibitan juga bisa jadi jalan keluar di tengah keyerbatasan ekspansi lahan.

"Tak mungkin tambah di Kalimantan kareba sudah ada moratorium, tidak bisa tambah sawit, sawah atau yang lainnya. Apalagi di lahan gambut. Tapi kebutuhan akan tetap bertambah," tambah Wapres.

Mendukung perkembangan teknologi perkebunan, Jusuf Kalla himbau untuk selenggarakan kegiatan-kegiatan riset. Dan juga disiplin para pekebun.

"Semua hanya bisa dihasilkan dari riset. Butuh disiplin masyarakat untuk tanam sesuai waktu dan lahan, tak rambah hutan, karena makin habis air, atau tanam di bukit karena nanti akan longsor," jelas Wapres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×