kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang tutup tahun, rencana penerbitan saham baru marak


Minggu, 18 November 2018 / 20:00 WIB
Jelang tutup tahun, rencana penerbitan saham baru marak
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Yoliawan H | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah emiten menjaring dana segar melalui skema penerbitan saham baru makin ramai menjelang akhir 2018. Tercatat beberapa emiten tengah menyiapkan rencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau biasa disebut dengan private placement, serta dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Beberapa perusahaan yang hendak melakukan private placement dan rights issue antara lain PT Citra Marga Nusaphala P Tbk (CMNP), PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME), PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Samrtfren Telecom Tbk (FREN) dan PT Medco Energi International Tbk (MEDC).

Tujuan aksi korporasi ini adalah untuk menjaring dana segar guna kebutuhan emiten seperti bersih-bersih laporan keuangan dari utang ataupun dana untuk melakukan ekspansi usaha.

BNBR, semisal, akan melepas saham baru sebanyak 8,65 miliar untuk melunasi utang senilai Rp 9,38 triliun. Sementara, FREN berencana melepas 67,40 miliar dengan target dana Rp 6,74 triliun yang sekitar 84% akan digunakan untuk membayar utang dan sisanya untuk modal kerja.

Lalu, CLEO menargetkan dana Rp 274 miliar dari penerbitan saham baru, yang mayoritas untuk membayar utang bank. Adapun, HOME menargetkan dana Rp 2 triliun dari penerbitan saham baru yang digunakan untuk modal kerja.

Kemudian BUKK mengincar Rp 223 miliar dari merilis saham baru untuk modal kerja, dan serta CMNP mengejar dana Rp 30 triliun dari aksi korporasi ini untuk ekspansi.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, penerbutan saham baru merupakan salah satu cara bagi emiten menjaring dana segar dalam jumlah besar. Menurut William, aksi ini juga bisa dijadikan momentum bagi investor menambah kepemilikan sahamnya.

“Bagi investor ini bisa membuat terdelusi juga. Selain itu, jika jumlah sahamnya semakin banyak maka untuk trading jangka pendek akan lebih sulit,” ujar William kepada Kontan.co.id, Minggu, (18/11).

Penerbitan saham baru juga bisa menjadi sumber pendanaan untuk membersihkan utang dengan cara lebih murah di era suku bunga yang menanjak.

Kendati demikian, William mengingatkan, investor tetap harus melihat tujuan dari penggunaan dana tersebut. Karena akan lebih baik dan memiliki prospek jika dana yang digunakan untuk mendanai ekspansi perusahaan.

Senada, analis senior CSA Researach Institute, Reza Priyambada mengatakan, bagi investor ini bisa jadi momentum untuk menambah kepemilikan. Selain itu, jika nanti rights issue tersebut sudah dieksekusi dengan harga saham di pasar cukup aktif, maka investor dapat melepas kembali di pasar saat saham sudah mendapatkan apresiasi harga yang membuat harga saham naik.

Dari saham-saham yang ingin menerbitkan saham baru ini, William menjagokan empat saham yang bisa dikoleksi untuk jangka menengah. Yakni HOME dengan target harga Rp 120 sampai Rp 130 per saham, CLEO dengan target harga Rp 320 per saham, BUKK dengan target harga Rp 2.000 per saham, dan saham MEDC dengan target harga Rp 1.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×