Jadi alat investasi, harga wine menanjak lagi

Sabtu, 18 Februari 2017 | 10:10 WIB   Reporter: Yuwono Triatmodjo
Jadi alat investasi, harga wine menanjak lagi


BEIJING. Investasi minuman anggur alias wine mulai menghangat lagi. Ini setelah indeks acuan wine mencetak keuntungan tahunan pertama sejak 2011. Harga wine atau minuman fermentasi dari anggur ini kian menjulang, setelah banyak investor memposisikannya sebagai safe haven.

Live-ex 100 Benchmark Fine Wine Index yang merupakan acuan indeks harga wine dunia terus meningkat dalam 14 bulan terakhir dan semakin mendekati rekor tertinggi pada Juni 2011 silam.

Seperti dikutip Bloomberg, Jumat (17/2), indeks wine mencetak gain 25% di 2016 ke level 297,33. Jumlah tersebut mengalahkan gain FTSE 100 Index sebesar 19% yang berisikan saham emiten kakap di bursa saham Inggris.

Bloomberg memberitakan, di pelaku pasar berkembang spekulasi bahwa indeks pasar saham kini sudah berada di level tinggi dan rawan aksi ambil untung. Oleh karena itu, banyak orang kini berinvestasi pada bisnis wine, dengan harapan bisa berfungsi layaknya menggenggam emas.

Chris Smith, Manajer Investasi Wine Investment Fund Ltd bilang, perusahaannya mencetak imbal hasil 17% pada tahun 2016. Ini membuat net asset value Wine Investment Fund berkembang menjadi US$ 310 juta.

"Faktor kondisi ekonomi, pasokan terbatas dan permintaan yang semakin kuat, akan terus mendorong pasar (wine)," ujar Smith. Kata dia, ada potensi kenaikan indeks wine hingga 18% di 2017. Indeks wine diyakini bisa menyentuh harga tertinggi yakni 364,69 di Juni 2011.

Peluang kenaikan harga terbuka lantaran investor China getol memburu investasi anggur. Terlebih, konsumsi wine di China terus menanjak. Data asosiasi impor wine China mencatat, per September 2016, impor wine dalam botol ke China meningkat 21% menjadi US$ 1,66 miliar.

Tanpa merinci nilainya, Danny Brager, Senior Vice President of Beverage Alcohol Practices The Nielsen Company menyebut, tahun 2016, belanja masyarakat dunia untuk wine, bir dan minuman keras berjumlah total US$ 234 miliar, Namun, Brager menjelaskan bahwa tren nilai konsumsi bir dan minuman keras cenderung turun. Sampai saat ini, pasar terbesar wine masih didominasi oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru