kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor asing dinilai masih wait and see


Selasa, 24 April 2018 / 21:28 WIB
Investor asing dinilai masih wait and see
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing kembali keluar dari pasar modal. Tekanan akibat rencana kenaikan Fed Fund Rate (FFR) oleh Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) masih membayangi pasar. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri juga kurang membantu menahan laju pelemahan indeks.

Indeks yang terkoreksi, seiring pula dengan keluarnya investor asing pada pasar reguler, tunai dan negosiasi. Sejak awal tahun, dana asing sudah keluar Rp 29,25 triliun. Sementara pada Selasa (24/4), asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp 659,47 miliar.

Seiring dengan investor asing yang keluar tersebut, beberapa saham masih diminati oleh asing. Berdasarkan data RTI, sejak awal tahun hingga saat ini ada beberapa saham yang dikumpulkan oleh asing. Diantaranya yakni PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP),

Sementara itu, ada pula saham-saham yang banyak dilepas oleh asing. Antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan investor asing saat ini masih wait and see menunggu sentimen positif dari dalam negeri. Sedangkan pelemahan IHSG saat ini banyak diakibatkan oleh minimnya sentimen positif dalam negeri. “Padahal pergerakan rupiah saat ini sudah mulai stabil. Sementara harga komoditas dunia masih memiliki kecenderungan untuk menguat,” kata Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (24/4).

Sentimen dalam negeri yang dinilai masih bisa memberikan katalis positif seperti rilis laporan kinerja kuartal 1-2018. Selain itu, data ekonomi domestik yang berada di atas ekspektasi juga bisa mendorong. Seperti data-data inflasi per April yang diproyeksikan masih stabil, data indeks keyakinan konsumen per April yang diproyeksikan akan naik, data GDP Indonesia pada kuartal I yang diproyeksikan naik pula. “Lalu ada data neraca perdagangan per April nanti yang diproyeksikan surplus,” tambah Nafan.

Nafan merekomendasikan maintain buy INKP dengan target harga jangka panjang 15.600, maintain buy PTBA dengan target harga jangka panjang 3.780, buy ADRO dengan target harga jangka pendek pada 2.340, dan target jangka menengah dan panjang pada 2.580, dan 3.080. Selain itu, hold MAPI karena saat ini trennya sudah sangat bullish dengan target harga pada level 8.750. “Untuk SMGR sebaiknya wait and see terlebih dulu terkait faktor over supply,” ujarnya.

Sebagai informasi, investor asing juga menjadikan Morgan Stanley Capital International (MSCI) Global Standard Index, sebagai kompas dalam mengembangbiakan dana. Termasuk diantaranya MSCI Global Small Cap Index, yang mana terdapat emiten MNCN yang masuk dalam indeks tersebut.

Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai 29 Maret 2018, kepemilikan efek rupiah oleh investor asing sebesar 43,45%. Sedangkan kepemilikan efek oleh investor domestik mencapai 56,55%. Dengan kata lain, investor domestik masih mendominasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×