kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intikeramik Alamasri (IKAI) akan menambah hotel dengan investasi Rp 500 miliar


Kamis, 15 Agustus 2019 / 07:30 WIB
Intikeramik Alamasri (IKAI) akan menambah hotel dengan investasi Rp 500 miliar


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) mendiversifikasi usaha ke bidang akomodasi dan penyediaan makan minum serta real estate dengan cara masuk bisnis perhotelan. Setelah mengakuisisi enam hotel dalam kurun waktu dua tahun, kini IKAI akan menambah 3-4 hotel lagi dengan nilai investasi sebesar Rp 500 miliar.

Head of Property Management IKAI I Gede Wahyu menjelaskan, IKAI fokus pada bisnis hotel bintang tiga dan bintang empat. “Tapi, bukan berarti tidak menggarap segmen atas. Di Ubud Bali, IKAI berencana membangun hotel Luxurios,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (14/8).

Sumber pendanaan untuk ekspansi diakui masih lewat penjajakan roadshow regional untuk mencari strategic partner. Kendati demikian Wahyu menegaskan aksi ekspansi hotel IKAI rata-rata bintang tiga dan bintang empat yang okupansinya tinggi sekitar 60%-80%.

Baca Juga: Lonjakan impor keramik India tak menggoyahkan emiten keramik dalam negeri

Wahyu menambahkan IKAI punya target bahwa hotel-hotel tersebut bisa mempunyai sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan kegiatan meeting, incentive, conference, dan exhibition (MICE) secara langsung seperti seminar, rapat tahunan, RUPS, rapat bujet secara reguler.

Wahyu menyatakan melihat bisnis MICE sangat potensial, apalagi pemerintah juga akan konsentrasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis MICE.

Oleh karena itu, menurut Wahyu bisa jadi IKAI juga akan serius menekuni bisnis perhotelan yang bisa menyediakan fasilitas MICE dalam skala yang cukup besar. Wahyu menjelaskan bisnis hotel dan keramik sifatnya saling melengkapi dan mengkompensasi dari sisi penjualan. Sebab, bisnis keduanya bersifat musiman.

Baca Juga: Intikeramik Alamasri (IKAI) mulai roadshow regional untuk cari investor

Bisnis hotel puncak tahunannya adalah pada periode awal tahun dan pertengahan tahun ketika biasanya penjualan keramik cenderung turun. Begitu juga sebaliknya, di saat periode tahunan penjualan keramik tinggi akan mengkompensasi pendapatan dari bisnis perhotelan yang sedang turun.

Dengan begitu, Wahyu menyatakan pendapatan IKAI akan stabil sepanjang tahun. Selain itu, terkait mata uang dolar, industri keramik akan tertekan jika dolar menguat karena akan mempengaruhi harga gas. Namun di sisi lain, pariwisata dari mancanegara akan meningkat sehingga mendongkrak pendapatan bagi bisnis perhotelan.

IKAI memproyeksikan pendapatan sebesar Rp 69,5 miliar pada tahun ini dan menjadi sebesar Rp 557,9 miliar pada tahun 2023 untuk bisnis baru. Sedangkan tanpa perubahan kegiatan usaha utama, pendapatannya diproyeksikan sebesar Rp 131,5 miliar pada tahun 2019 dan menjadi sebesar Rp 125,8 miliar pada tahun 2023.

Baca Juga: Intikeramik Alam Asri operasikan hotel kedua di Medan

Adapun dengan bertambahnya kegiatan usaha ini, IKAI memproyeksikan akan meraup laba bersih sebesar Rp 2,2 miliar pada 2019 dan menjadi Rp 116,7 miliar pada 2023. Sedangkan tanpa perubahan kegiatan usaha utama, IKAI akan membukukan rugi sebesar Rp 44 miliar pada tahun 2019 dan rugi sebesar Rp 30,7 miliar pada tahun 2023.

Sebagai tambahan informasi, selain perhotelan IKAI juga berencana untuk melebarkan sayap bisnisnya ke bidang real estate di mana akan menyajikan pembelian, penjualan, penyewaan, dan pengoperasian real estate, gedung, mall dan tempat pembelanjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×