kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Vale Indonesia (INCO) setelah memangkas target produksi


Kamis, 18 Oktober 2018 / 13:17 WIB
Ini strategi Vale Indonesia (INCO) setelah memangkas target produksi
ILUSTRASI. Pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO)


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) optimistis target baru produksi 2018 bisa dicapai. Vale baru saja memangkas target produksi nikel dari 77.000 metrik ton menjadi 75.000 metrik ton. Hingga akhir September 2018, realisasi produksi mencapai 72,30% atau 54.227 metrik ton.

Artinya, di kuartal keempat Vale perlu memproduksi 20.773 metrik ton untuk mencapai target produksi 2018. Sementara di kuartal I 2018 INCO tercatat memproduksi 17.141 metrik ton, kuartal kedua 2018 sebanyak 18.893 metrik ton dan kuartal ketiga 2018 yakni 18.193 metrik ton.

Senior Manager of Communications INCO Budi Handoko mengatakan, bahwa pihaknya masih sulit untuk memperkirakan seberapa besar dampak pemangkasan target produksi 2018 terhadap pendapatan Vale tahun ini. Ini karena, kondisi tersebut sangat bergantung pada pergerakan harga komoditas ke depan. "Tapi strateginya, kami akan optimalkan biaya produksi dan kapasitas produksi ke depan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (17/10).

Salah satu penyebab turunnya produksi nikel di kuartal ketiga 2018 adalah adanya aktivitas pemeliharaan yang tidak terencana. "Hingga akhir tahun, sudah tidak ada rencana pemeliharaan alat, sehingga kami bisa gejot produksi," ungkapnya.

Selain itu, Vale juga menyebutkan bahwa dalam sembilan bulan pertama 2018, produksi tercatat turun 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini lantaran tingkat kandungan nikel rata rata lebih rendah di 2018.

"Kandungan nikel sudah pulih sejak Juni 2018, kadar bijih nikel dari tambang kami di kisaran 1,9%. Sedangkan yang dijual Vale adalah nickel matte dengan kadar 78%," tandasnya.

Meski kinerja hingga saat ini belum sesuai harapan, INCO optimistis rencana ekspansi tak terganggu. Mengandalkan kas perusahaan untuk ekspansi di 2019, Vale meyakinkan bahwa Greenfield projects masih berjalan sesuai rencana. INCO tengah menggodok calon partner yang akan digandeng untuk membangun smelter di tambang Pomala dan Bahodopi.

Ini dipastikan dari posisi arus kas perusahaan itu yang diklaim masih sangat bagus. "Realisasi harga nikel sepanjang 2018 juga lebih tinggi kalau kita bandingkan dengan 2017," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×