kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini ringkasan berita halaman rekomendasi


Selasa, 21 Oktober 2014 / 07:00 WIB
Ini ringkasan berita halaman rekomendasi
ILUSTRASI. Pembiayaan alat berat masih menjadi penopang multifinance sepanjang tiga bulan pertama atau kuartal I 2023. KONTAN/Baihaki/22/02/2023


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Harian KONTAN edisi Selasa (21/10) memiliki sejumlah berita yang layak Anda simak. Pada halaman lima rubrik rekomendasi memiliki tiga berita pilihan. Pertama, ada rekomendasi anak usaha Grup Astra yang bergerak di bisnis alat berat dan pertambangan, PT United Tractors Tbk (UNTR). Perusahaan ini siap menggeluti bisnis konstruksi. Hal ini ditandai dengan rencana akuisisi mayoritas saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST).
UNTR bakal membeli 250,5 juta saham ACST milik PT Loka Cipta Kreasi dan PT Cross Plus Indonesia. Jumlah itu setara 50,1% dari total saham ACST.

Acset adalah perusahaan yang menggarap konstruksi sejumlah proyek besar di Jakarta seperti Pacific Place, Gandaria City, Kota Kasablanka dan Taman Anggrek Residance. Jika terwujud, akuisisi tersebut akan mendongkrak kinerja UNTR dalam jangka panjang. Namun. untuk jangka pendek, analis kurang yakin akan mendatangkan untung. Namun dalam jangka panjang, bisnis konstruksi bisa menutupi pendapatan UNTR dari sektor pertambangan yang tengah lesu.

Kedua, ada berita tentang pandangan Standard & Poor's (S&P) akan emiten berkapitalisasi besar di ASEAN. Sejumlah perusahaan konglomerasi di Asia Tenggara (ASEAN) dinilai masih gencar ekspansi dalam satu hingga dua tahun ke depan. Namun, ada risiko yang dihadapi akibat ekspansi. Analis Kredit Standard & Poor's (S&P) Rating Services memproyeksikan, perusahaan konglomerasi akan menganggarkan belanja modal cukup besar. Ia bilang, nilai belanja modal dari 100 perusahaan berkapitalisasi terbesar di ASEAN lebih dari US$ 10 miliar di semester II-2013. Emiten di Indonesia yang masuk ke dalam kategori konglomerasi ala S&P ini adalah PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk (CPIN) dimiliki CP Group, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dikuasai Keluarga Salim melalui First Pacific Co. Ltd, dan PT Astra International Tbk (ASII) digenggam Jardine Strategic Holdgings Ltd. Selain itu, ada PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) milik Philip Morris International Inc, PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha ASII, dan PT Unilever Tbk (UNVR) yang dikuasai Unilever N.V.

Ketiga ada berita tentang tiga emiten siap menggelar aksi korporasi. Mereka adalah Batavia Prosperindo Finance (BPFI), Modern International (MDRN) dan Zebra Nusantara (ZBRA). BPFI berencana melakukan Penawaran Umum Terbatas I dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dalam rights issue ini, BPFI akan merilis maksimum 700 juta saham atau 41,18% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawarannya Rp 500 per saham. Dus, BPFI akan mengantongi Rp 350 miliar. Selanjutnya MDRN berencana melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Dalam aksi private placement ini, MDRN akan menerbitkan 415,88 juta saham dengan harga Rp 690 per saham. Dari aksi ini, MDRN akan meraih dana Rp 286,958 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×