Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Rencana rights issue PT Bumi Resources Tbk (BUMI) makin dekat. BUMI menargetkan bisa mendapatkan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Mei 2017 mendatang. BUMI berharap, bisa memulai perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada 5 Juni 2017.
Dalam prospektus terbaru yang diterbitkan perseroan, Senin (17/4), BUMI akan melepas 28,75 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Nilainya mencapai US$ 2,011 miliar atau setara dengan Rp 26,62 triliun.
Bersamaan dengan itu, BUMI juga akan menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) sebanyak 9,1 miliar unit dengan jumlah pokok US$ 639 juta atau setara Rp 8,45 triliun. Sehingga, total jenderal aksi korporasi Grup Bakrie itu mencapai Rp 35,07 triliun.
Nantinya, setiap 100 saham akan memperoleh 78 HMETD seri A. Setiap satu HMETD Seri A memberikan hak pada pemegangnya untuk membeli satu saham baru seri B dengan harga pelaksanaan Rp 926,16. Lalu, setiap 100 saham akan memperoleh 25 HMETD Seri B yang bisa ditukar dengan OWK di harga yang sama.
BUMI juga sudah menentukan pembeli siaga yang akan menyerap HMETD apabila tidak diserap oleh pemegang saham. Bertindak sebagai pembeli siaga adalah PT Samuel International sebesar US$ 1,9 miliar atau Rp 26,36 triliun. Samuel akan memberikan komitmen penuh dalam rights issue ini di harga yang sama.
Pembeli siaga lainnya adalah PT Danatama Capital Group dengan komitmen penuh sebesar US$ 19,9 juta. Sementara itu, yang bertindak sebagai pembeli siaga sehubungan dengan sisa OWK adalah kreditor konversi OWK dengan jumlah US$ 639 juta.
Pemegang saham yang tak melaksanakan haknya, bakal mengalami dilusi kepemilikan sebesar 50,84%. Dengan kata lain, jika rights issue ini tak terserap, kepemilikan saham publik yang tadinya sebesar 70,6% akan berkurang menjadi 39,5%.
Aksi korporasi ini sejatinya merupakan bagian dari kesepakatan perseroan dengan para krediturnya. Seluruh penggunaan dana akan langsung digunakan untuk melunasi kewajiban utang yang mencapai Rp 35 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News