kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,99   7,54   0.82%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab IHSG merosot di akhir pekan


Jumat, 21 Juli 2017 / 19:48 WIB
Ini penyebab IHSG merosot di akhir pekan


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan yang tajam. Dalam penutupan perdagangan Jumat (21/7) kemarin, IHSG ditutup melemah ke angka 5.765 atau turun sebesar 1,03%.

Dari segi teknikal, analis NH Korindo Bima Setiaji mengungkapkan bahwa penurunan IHSG pekanĀ ini masih terlihat sebagai Technical Correction singkat yang membuat IHSG masih mempertahankan Uptrend sampai akhir tahun ini.

Meski demikian, minggu ini juga ada indikasi IHSG sedang berada dalam Downtrend.

Pekan ini, IHSG sedang berada di area support di 5.800 dimana penurunan di bawah 5.800 hari ini akan memastikan IHSG berada dalam downtrend menuju 5.700 hingga akhir bulan ini.

"Untuk katalis saya lihat pertama lebih kepada defisit anggaran yang diajukan pemerintah sebesar 2,9% (mendekati ambang batas 3%) karena ini cukup berisiko bagi pemerintah" kata Bima kepada KONTAN, Jumat (21/7).

Selain itu, rilis data Penjualan mobil nasional yang mencatatkan penurunan diiringi dengan anjloknya penjualan motor menyebabkan saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) turun cukup dalam hari ini sehingga ikut menyeret IHSG.

Meski demikian, Bima tak memungkiri bahwa minggu ini IHSG juga punya katalis positif. Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan BI Repo Rate sebesar 4,75%, sesuai ekspektasi.

Bertahannya BI Repo Rate ini saya lihat seiring dengan niat BI terus menjaga kestabilan makro ekonomi dan mempertahankan momentum pemulihan ekonomi Indonesia.

BI pun menganggap inflasi masih terkendali dan data ekonomi masih terus membaik meski ada risiko dari global.

Secara global, yang membuat penurunan IHSG ada berita mengenai penyetopan paket kesehatan Obamacare dan kemungkinan UU Jaminan Kesehatan (perubahan Obamacare oleh Presiden Trump) yang tidak jadi dibahas memberikan indikasi bahwa rencana stimulus Presiden Trump tidak berjalan. Ini sentimen negatif untuk AS.

Sementara itu di minggu depan, beberapa katalis layak untuk dinantikan seperti rilis data GDP AS sama Pernyataan FOMC.

Kalau dari niat The Fed yang berencana mengurangi aset karena Quantitative Easing, hal ini berpotensi memberikan sentimen negatif di pasar obligasi global yang berdampak pada pasar obligasi domestik.

Sentimen negatif tersebut akan ikut berpotensi memberikan pengaruh negatif pada Rupiah dan IHSG.

Meski demikian, Bima beranggapan seharusnya seiring dengan musim laporan keuangan semester kedua 2017 dan diestimasi laba operasional dan laba bersih emiten di kuartal 2 2017 berpotensi dalam tren meningkat.

Artinya, kalo hal ini benar maka ada potensi IHSG terus uptrend pada semester kedua 2017 yang akan datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×