kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penjelasan bos AISA soal uang muka Jaya Mas


Minggu, 29 Juli 2018 / 21:02 WIB
Ini penjelasan bos AISA soal uang muka Jaya Mas
ILUSTRASI. PUBLIC EXPOSE PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran transaksi uang muka dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) untuk PT Jaya Mas senilai Rp 148,59 miliar menjadi salah satu bahan pertanyaan pemegang saham perusahaan dalam RUPS akhir pekan lalu. Bahkan, hal itu yang menjadi awal kericuhan dalam rapat.

Asal tahu saja, komposisi pemegang saham PT Jaya Mas adalah, PT Jom Prawarsa Indonesia sebesar 99,9% dan Direktur Utama AISA Joko Mogoginta 0,01%. Perlu diketahui, Joko juga merupakan pemilik 80% saham Jom Prawarsa.

Joko memberikan penjelasan terkait transaksi uang muka itu. Ihwal uang muka itu ada kaitannya dengan rencana initial public offering (IPO) bisnis beras AISA awal 2017. Dana IPO rencananya bakal digunakan untuk mengakuisisi Jaya Mas.

Sayang, kasus beras PT Indo Beras Unggul (IBU) terlanjur menyeruak. Sehingga, rencana IPO pun batal. Otomatis, akuisisi Jaya Mas terganggu. Padahal, sudah ada komitmen yang dijalankan terkait akuisisi tersebut.

Buntut dari kasus IBU, Joko sempat mengusulkan untuk mengambilalih segmen beras melalui JOM. Sayang, rencana itu ditolak oleh pemegang obligasi AISA. Sehingga, Jaya Mas diambil kembali ke dalam buku AISA.

"Maka bisa dilihat dalam setiap usulan kami kepada calon pembeli, selalu ada Jaya Mas yang dimasukan dalam paket penjualan," tutur Joko dalam keterangan tertulis yang diperoleh Kontan.co.id.

Meski demikian, KKR selaku salah satu pemegang saham AISA menilai dewan direksi tak mampu memberikan penjelasan memadai terkait berbagai transaksi yang memiliki indikasi benturan kepentingan tersebut. 

Karena alasan ini Komisaris AISA Jaka Prasteya dan Hengky Koestanto menolak tanda tangan laporan tahunan AISA. Berangkat dari hal tersebut, pemegang saham memutuskan untuk mengganti dewan direksi AISA.

"Kami merasa tidak memiliki pilihan lain untuk memperbaiki corporate governance perusahaan kecuali dengan mengganti seluruh anggota direksi dengan yang baru," jelas Jaka yang juga merupakan perwakilan KKR dalam keterangan resminya yang diterima Kontan.co.id, Minggu (29/7).

Menurutnya, keputusan itu sesuai dengan kepentingan pemegang saham, yakni untuk mempertahankan penghidupan karyawan perusahaan dan menyelamatkan citra perusahaan di mata kreditor, supplier serta para pemegang saham. Terlebih, AISA saat ini dalam kondisi kritis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×