kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,41   -5,94   -0.64%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini dia tiga saham baru di LQ45


Kamis, 26 Januari 2017 / 10:23 WIB
Ini dia tiga saham baru di LQ45


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memperbarui daftar 45 saham paling encer (likuid) dalam indeks konstituen, LQ45. Ada pergeseran tiga saham untuk periode perdagangan saham Februari hingga Juli 2017.

Saham yang baru masuk adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT PP Properti Tbk (PPRO). Di waktu yang bersamaan, tiga saham hengkang dari Indeks LQ45.

Ketiga saham yang lepas dari LQ45 adalah PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO). Tiga saham baru yang masuk jajaran indeks LQ45 ini memang belakangan banyak ditransaksikan. Alhasil, ada peningkatan volume dan nilai transaksi.

Toufan Yamin, Analis Erdikha Elit Sekuritas, mengatakan, saham BUMI mengalami euforia atas rencana restrukturisasi utang besar-besaran. Saham BUMI yang sudah lama tidur langsung aktif bergerak dengan volume perdagangan besar.

Sementara itu, EXCL memang mencatat perbaikan dari sisi fundamental. Sehingga saham emiten halo-halo ini banyak dikejar investor.

Toufan menyebut, pada kuartal tiga lalu, ada perbaikan pendapatan operasional EXCL. "Ke depan kami punya ekspektasi kinerja EXCL jauh lebih baik," kata Toufan.

Saham PPRO yang berada di deretan saham lapis dua juga mencuri perhatian. Harga saham PPRO naik fantastis sejak tahun lalu. Di industri sejenisnya, Toufan menyebut, market share PPRO bagus, terutama tak banyak persaingan dari BUMN lain.

Direktur Keuangan PPRO Indaryanto mengatakan, PPRO menyambut baik masuknya saham PPRO ke LQ45. Sebelumnya saham PPRO masuk ke indeks KOMPAS100 dan MSCI Index. "Ini menjadi pencapaian yang sangat baik bagi kami yang baru dua tahun IPO," ujar Indaryanto kepada KONTAN, Rabu (25/1).

Namun menurut David Sutyanto, Analis First Asia Capital, valuasi saham PPRO sudah mahal karena kenaikan yang tinggi pada tahun lalu. Sehingga ada potensi besar saham ini lebih banyak terkoreksi. "Kalau EXCL memang kinerjanya sudah mulai membaik," imbuh David.

Toh, PPRO tidak tinggal diam. Emiten ini akan mempertahankan likuiditas saham. Salah satu cara mendorong likuiditas adalah dengan memecah nilai nominal saham alias stock split dengan rasio 1:4 dan menambah modal lewat perhelatan rights issue.

David menambahkan, saham-saham yang tergabung di LQ45 boleh menjadi referensi untuk berinvestasi karena likuid dan kinerjanya baik. Namun, tetap harus dilihat valuasinya.

Kim Kwie Sjamsudin, Kepala Riset Yuanta Securities, mengatakan, dari 45 saham yang masuk kriteria saham terlikuid, Kim justru menilai saham yang selama ini bertahan lebih menarik untuk dikoleksi. Misalnya saja saham TLKM, UNVR, dan ASII. Sementara Toufan merekomendasikan hold PPRO dengan target Rp 1.240 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×