kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi inti Ramadan 2018 terendah, BI dan pemerintah tepis daya beli melemah


Selasa, 05 Juni 2018 / 17:54 WIB
Inflasi inti Ramadan 2018 terendah, BI dan pemerintah tepis daya beli melemah
ILUSTRASI. Penjualan cabai di pasar tradisional


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi inti Mei 2018 sebesar 0,21% dan 2,75% year on year (YoY). Inflasi inti secara tahunan pada Mei tahun ini tergolong rendah dibanding inflasi inti pada periode satu bulan sebelum lebaran pada tahun-tahun sebelumnya.

Untuk diketahui, inflasi inti tahunan satu bulan sebelum lebaran pada tahun 2017 yang jatuh pada Mei tercatat sebesar 3,2% YoY. Inflasi inti satu bulan sebelum lebaran di tahun 2016 yang jatuh pada Juni tercatat sebesar 3,12% YoY dan di tahun 2015 yang jatuh di Juni tercatat sebesar 5,04% YoY. Meski demikian, Bank Indonesia (BI) dan pemerintah kompak menapik rendahnya inflasi inti menjadi tanda daya beli masyarakat masih melambat.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Reza Anglingkusumo mengatakan, rendahnya inflasi inti bisa terjadi karena suplai yang kuat. Sementara rendahnya inflasi inti kali ini kata Reza, dipengaruhi faktor ekspektasi yang terjaga.

"Jika dikatakan daya beli rendah maka harganya turun," kata Reza dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (5/6). Makanya kata Reza, daya beli masyarakat tidak melemah karena harga-harga masih meningkat yang menyebabkan inflasi.

Asisten Deputi Moneter Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi P Pambudi mengatakan, pemerintah juga tidak melihat adanya pelemahan daya beli masyarakat. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya, rendahnya inflasi inti kali ini relatif.

Sebab, "Kan datangnya pengunjung tidak tahu. Apalagi sekarang libur lebaran panjang di depan," kata Edi.

Adriyanto, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Kementerian Keuangan (Kemkeu), mengatakan inflasi inti yang tidak terlalu tinggi disebabkan oleh harga-harga yang juga tidak terlalu tinggi. Hal ini lantaran inflasi nasional terjaga.

Makanya, pihaknya juga sepakat bahwa tak ada pelemahan daya beli saat ramadan tahun ini. "Jadi ada hal lain yang mungkin jadi faktor kenapa belanja konsumsi rumah tangga tidak terlalu tinggi seperti enam atau tujuh tahun sebelumnya," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×