kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INDY pangkas belanja modal


Kamis, 25 April 2013 / 07:28 WIB
INDY pangkas belanja modal
ILUSTRASI. Ayam Bakar Bumbu Rujak (dok/Dapur Kobe)


Reporter: Agustinus Beo Da Costa |

JAKARTA. Tahun ini, emiten batubara PT Indika Energi Tbk (INDY) mengalokasikan belanja modal US$ 78,2 juta, turun 69,7% dari belanja modal di 2012 yang sebesar US$ 256,2 juta. Dana ini dianggarkan untuk ekspansi pada aset yang baru diakuisisi yaitu PT Multi Tambangjaya Utama.

"Khususnya untuk pembangunan jalan dan pelabuhan,"ujar Wakil Direktur Utama Indika Wisnu Wardhana  di Jakarta , Rabu (24/4).

INDY mengambil alih 85% saham dan hak pemasaran batubara di PT Multi Tambangjaya Utamapada pertengahan Februari 2012 lalu. Nilai akuisisi itu sebesar US $ 132 juta. MTU memiliki konsesi lahan di kawasan Barito, Kalimantan Tengah, dengan luas 24.970 hektare hingga tahun 2039. Rencananya, MTU akan mulai beroperasi tahun ini dan akan berkontribusi penuh bagi pendapatan perusahan tahun 2014 nanti.

Sisa belanja modal INDY lainnya akan digunakan untuk pengadaan perlengkapan dan peralatan pertambangan. Namun kata Wisnu, alokasi untuk perlengkapan ini sangat kecil. Sebab, pada tahun 2012 lalu, anak usaha perseroan PT Petrosa dan Mitrabahterah Segara Sejati sudah berbelanja perlengkapan besar-besaran.

INDY memakai kas internal dalam mendanai seluruh belanja modal .Maklum saja, melalui anak usahanya INDY menerbitkan global bond senilai US$ 500 juta di awal tahun. Global bond bersuku bunga 6,37 % per tahun itu akan jatuh tempo 2023 .

Menurut Wisnu, pemangkasan belanja modal dan efisiensi pada stripping ratio merupakan cara perusahan mempertahankan profitibilitas di tengah harga rata-rata batubara dunia yang masih rendah.

Wisnu juga bilang, rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak tidak akan berdampak apa-apa kepada perseroan, karena selama ini perseroan tidak memakai BBM bersubsidi. "Hanya berdampak jika harga minyak dunia naik," ujar Wisnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×