kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indocement (INTP) optimistis pasar semen tahun depan berpeluang membaik


Kamis, 12 November 2020 / 07:23 WIB
Indocement (INTP) optimistis pasar semen tahun depan berpeluang membaik
ILUSTRASI. Hingga kuartal ketiga, Indocement (INTP) membukukan pendapatan Rp 10,15 triliun atau turun 10,5% secara tahunan.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pagbluk Covid-19 turut memukul kinerja emiten semen tanah air, salah satunya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Konstituen Indeks Kompas100 ini mencatat realisasi volume penjualan semen sebanyak 12,19 juta ton atau turun 9,7% dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai 13,50 juta ton.

Direktur Indocement David Jonathan Clarke menyebut, penurunan penjualan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga adanya momentum Lebaran. Alhasil, penurunan dalam volume penjualan berdampak pada kinerja keuangan.

INTP membukukan pendapatan senilai Rp 10,15 triliun atau menurun 10,5% secara tahunan, hingga kuartal ketiga 2020. Sebagai perbandingan, INTP membukukan pendapatan hingga Rp 11,47 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. “Pendapatan neto turun lebih tinggi dari penurunan volume penjualan sebesar -9,7% karena efek campuran harga jual rata-rata keseluruhan yang lebih rendah sebesar -1,0%,” ujar David dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Selasa (10/11).

Meski demikian, David menegaskan posisi neraca INTP masih cukup perkasa. Indocement memiliki kas dan setara kas senilai Rp 6,8 triliun per September 2020.

Baca Juga: Mengukur peluang cuan dari saham LQ45

Direktur Utama Indocement Christian Kertawijaya menyebut, hingga akhir tahun penjualan semen masih akan tertekan. Dia memperkirakan, penjualan semen domestik akan turun antara -9% sampai -10% secara tahunan.

Adapun sejumlah faktor yang berpotensi menghambat penjualan semen antara lain datangnya musim penghujan di kuartal keempat, libur Idul Fitri yang dirapel ke akhir tahun, serta berlangsungnya demonstrasi yang marak terjadi. Selain itu, momentum pemilihan kepala daerah (pilkada) yang akan digelar akhir tahun berpotensi mengurangi penjualan semen. “Bahkan, jika musim hujan berlangsung dengan intens, saya pecaya kontraksinya bisa antara -10% sampai -11%,” ujar Christian.

Namun, tahun depan Indocement meyakini prospek pasar semen akan membaik daripada tahun ini. Proyeksi Christian, penjualan semen bisa tumbuh antara 4%-5%. Proyeksi ini bisa saja terwujud dengan catatan kasus Covid-19 di tanah air bisa diatasi dengan tingkat infeksi harian mulai melandai. Selain itu, INTP juga melihat kabar baik yang datang dari vaksin yang santer akan siap pada bulan Desember.

Baca Juga: Penjualan semen diproyeksikan masih melemah hingga akhir tahun

Selain itu, pengesahan undang-undang sapu jagat omnibus law serta izin investasi yang lebih mudah dinilai bisa menaikkan penjualan semen di tahun depan. Lebih lanjut, efek multiplier dari pembangunan infrastruktur akan mendorong pengembangan kawasan industri dan pabrik,

INTP juga melihat peluang adanya penambahan anggaran untuk infrastruktur pemerintah menjadi Rp 414 triliun di tahun depan dari sebelumnya hanya Rp 281,1 triliun di tahun ini. “Kami optimistis konsumsi semen harusnya membaik tahun depan,” ujar Christian. Hanya saja, asumsi optimis ini bisa dicapai dengan catatan tidak ada lagi penerapan PSBB total khususnya di wilayah Jabodetabek. 

Baca Juga: Hingga kuartal III, kinerja Indocement (INTP) masih tertekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×