Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Indexim Coalindo lebih bergairah dan optimistis di tahun ini. Sebab, harga batubara sejak akhir tahun lalu terus mendaki. Harga Batubara Acuan (HBA) April 2017 sebesar US$ 82,51 per ton.
Makanya, mereka membidik produksi 5 juta ton atau naik dua kali lipat tahun ini dibandingkan produksi tahun lalu yang hanya 2,9 juta ton. Kini perusahaan ini memiliki tambang di Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Lili, Direktur PT Indexim Coalindo, menjelaskan, peningkatan produksi tidak hanya karena peningkatan harga, tapi juga adanya kontrak penjualan dan permintaan. Spesifikasi batubara Indexim yang sebesar 4.200 kilo kalori (kkal) per kg, memang lebih banyak untuk kebutuhan ekspor ketimbang penjualan domestik.
Namun, dengan mulai banyaknya proyek PLTU yang akan beroperasi, perusahaan ini bisa saja melirik potensi pasar dalam negeri. Kini hampir seluruh penjualan Indexim diserap oleh pasar China, Filipina dan India yang memang masih menjadi pasar utama. "Mayoritas penjualan ke ekspor, tapi kami ada memasok dalam negeri juga, untuk PLN yang di Kaltim itu kebutuhan power plant. Kami menang tender 300.000 ton per tahun dan sudah kami dapat setiap tahun," ujarnya pekan lalu.
Perusahaan ini juga masih menjajaki untuk memasok kebutuhan PLTU untuk tambang nikel di Sulawesi. "Kami baru trial shipment satu tongkang, mudah-mudahan cocok. Kalau cocok mungkin akan ditambahkan lagi (pengirimannya)," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
