kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks obligasi ICBI tertekan sentimen libur panjang Lebaran


Minggu, 10 Juni 2018 / 15:28 WIB
Indeks obligasi ICBI tertekan sentimen libur panjang Lebaran
ILUSTRASI. Aktifitas perdagangan SUN di Mandiri Sekuritas


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca rebound dua pekan lalu, Indeks Obligasi Komposit Indonesia atawa Indonesia Composite Bond Index (ICBI) kembali melorot. Akhir pekan lalu, Jumat (8/6), ICBI berada di level 238,98 atau melemah 0,69% secara week on week. Sejak akhir tahun lalu atau year to date (ytd), indeks obligasi domestik ini juga masih mencatat penurunan 1,69%.

Fund Manager Capital Asset Management Desmon Silitonga, menilai, indeks obligasi kembali mengalami penurunan lantaran investor cenderung menarik dana menjelang  Lebaran. "Di event seperti ini kebutuhan cash sangat tinggi sehingga pelaku pasar keluar sejenak dari obligasi. Kondisi yang sama terjadi juga di pasar saham," ujar Desmon, Jumat (8/6).

Gejolak pada pasar obligasi, tambah Desmon, sepertinya juga masih akan terjadi saat pasar keuangan Indonesia dibuka kembali pasca lebaran nanti. Pasalnya, pekan ini pejabat The Fed akan kembali menggelar pertemuan FOMC di mana hampir dipastikan suku bunga acuan akan kembali dinaikkan.

"Kenaikan suku bunga The Fed memang sudah diantisipasi, tapi pasti akan tetap memberi imbas ke emerging market. Yield berpotensi kembali naik ke atas 7% bahkan hingga 7,5%," kata dia. Desmon merujuk pada yield surat utang negara (SUN) bertenor 10 tahun yang menjadi acuan.

Adapun, inflow pada pasar obligasi sejatinya mulai tampak sejak awal Juni, terutama dari perusahaan dana pensiun, asuransi, dan manajer investasi. Kendati demikian, investor asing dan perbankan tampaknya masih terus keluar. Menurut Desmon, hingga akhir Mei asing sudah mencatat netsell sekitar Rp 13 triliun.

"Peluang asing berbalik dan mencatat netbuy di akhir Juni nanti ada. Apalagi, posisi yield di atas 7% akan jadi menarik, kata Desmon. Namun, di sisi lain, ia memperkirakan asing belum akan mencatat netbuy yang besar hingga akhir kuartal kedua nanti. Alasannya, kondisi depresiasi rupiah masih cukup mengkhawatirkan.

Dengan kondisi nilai tukar yang belum stabil, Bank Indonesia pun masih memiliki ruang mengerek kembali suku bunga acuan di tahun ini sebesar 25 basis poin. "Kalau benar, harga obligasi dalam negeri jadi makin tertekan," pungkasnya.

Oleh karena itu, Desmon bilang, pertumbuhan return obligasi di akhir tahun nanti tampaknya tak akan seapik sebelumnya. Secara ytd, return SUN bertenor 10 tahun masih tercatat menurun 2%.

Perkiraannya, obligasi pemerintah hanya akan mengukir return single digit di kisaran 7%-9% sepanjang tahun ini. Tahun lalu, return SUN bertenor 10 tahun berada di level 13%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×