kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks melorot, saham penopang bursa belum bisa dilirik


Minggu, 08 Juli 2018 / 20:16 WIB
Indeks melorot, saham penopang bursa belum bisa dilirik
ILUSTRASI. Papan Elektronik Pergerakan Harga Saham di BEI


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih cenderung menunjukkan tren penurunan. Menurut data RTI, dalam sebulan terakhir indeks sudah terkoreksi hingga 6,15% di level 5.557-6.116.

Menariknya, di tengah kemerosotan indeks, beberapa saham justru mampu menahan kejatuhan bursa. Sebut saja saham TLKM yang menjadi saham mover bursa nomor satu selama periode Juni-Juli. Diikuti dengan BYAN, DSSA, INCO dan TOWR.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengungkapkan, setiap saham memiliki faktor masing-masing yang membuat harganya tetap naik. Untuk saham TLKM, ia menilai sekarang sudah waktunya mengalami rebound.

"Saham TLKM sudah turun banyak, jadi sekarang rebound. Kalaupun ada penurunan, itu terbatas," ungkap Hans kepada Kontan, Jumat (6/7).

Sedangkan untuk saham DSSA yang bergerak di sektor kelautan, ia memperkirakan saham menguat terbantu oleh pelemahan nilai tukar rupiah saat ini. "Kalau mereka orientasinya ekspor, itu akan bagus di saat pelemahan nilai tukar rupiah," jelasnya.

Di sisi lain, kenaikan harga komoditas yang terjadi saat ini, memberi dampak positif bagi kinerja emiten-emiten tambang, termasuk INCO. Mengingat, harga komoditas seperti nikel saat ini masih menunjukkan tren peningkatan.

"Jadi INCO tertolong oleh perbaikan sektor," ujarnya.

Dilihat dari sisi fundamental, Hans menilai hanya saham TLKM yang masih memiliki sentimen cukup baik, terbantu Lebaran. Secara keseluruhan, ia menilai sektor komunikasi masih cukup menjanjikan dan menarik untuk dicermati.

Sayangnya, meskipun jadi saham-saham penopang bursa, Hans tidak merekomendasikan investor untuk masuk ke saham-saham tersebut saat ini. Lantaran, kondisi market yang kurang sustain.

"Dari kami melihat, untuk jangka pendek dan menengah, market bisa turun antara 5.400-5.050," tegasnya.

Berkaca dari kondisi saat ini, market sekarang arahnya cenderung mengalami penurunan. Ini dipicu tekanan terhadap nilai tukar rupiah, perang dagang dan risiko investasi.

"Untuk saat ini, investor cukup buy weakness di level yang saya sebutkan (5.400-5.050)," ujar Hans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×