Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) menargetkan bisa mengantongi pendapatan sebesar Rp 1,9 triliun pada 2020. Target ini lebih tinggi dari perolehan pendapatan INAF pada 2018 sebesar Rp 1,59 triliun.
Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno menuturkan INAF membidik target laba sebesar Rp 8,9 miliar pada 2020. Sampai kuartal III tahun ini, INAF mencatatkan pendapatan sebesar Rp 583,53 miliar atau turun 21,05% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Di waktu yang sama perusahaan farmasi pelat merah ini menekan rugi 0,71% menjadi Rp 34,84 miliar.
Baca Juga: Saham INAF dan KAEF meroket, simak rekomendasi analis berikut
Herry menuturkan pada tahun depan Indofarma berencana merilis produk Oncology untuk Breast Cancer, Trustuzumab, Diagnostic and Medical Equipment (DME), serta memperkuat bisnis Natural Extrac (Nat Ex). Ia bilang, bisnis baru di Oncology, DME dan Nat Ex bisa menjadi peluang INAF untuk mendongkak kinerja.
“Ada juga peluang dari beberapa tender 2019 yang carry over di 2020,” ujarnya pada Kontan, Minggu (24/12) malam.
Sembari memanfaatkan peluang yang ada, Indofarma juga terus melakukan perbaikan seperti penataan portfolio produk, memperbaiki penjualan agar sektor reguler tumbuh lebih baik, serta penataan tim sales dan marketing.
Sementara untuk rencana penggabungan badan usaha milik negara (BUMN) farmasi atau holding BUMN farmasi, Herry mengatakan perusahaan masih menunggu keputusan dari Kementerian BUMN. “Tinggal menunggu RUPS Biofarma, menginbrengkan saham INAF dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF),” tambahnya.
Baca Juga: Tahun 2020, Kimia Farma (KAEF) targetkan pendapatan dan laba bersih tumbuh dua digit
Sebagai informasi, rencana penggabungan tersebut akan dilakukan melalui skema penyertaan modal saham seri B (inbreng) yang dimilik pemerintah yang ada pada INAF dan KAEF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
