kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG terkoreksi 0,41% awal perdagangan Senin (22/3)


Senin, 22 Maret 2021 / 09:28 WIB
IHSG terkoreksi 0,41% awal perdagangan Senin (22/3)
ILUSTRASI. Karyawan memegang kacamata miliknya saat mengamati pergerakan harga saham di Jakarta


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memerah pada awal perdagangan Senin (22/3). Mengutip RTI pukul 09.10 WIB, indeks terkoreksi 0,41% ke level 6.330,41.

Tercatat 187 saham turun, 171 saham naik, dan 173 saham stagnan. Total volume 1,8 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 1 triliun.

Enam dari 10 indeks sektoral membebani langkah IHSG. Sektor aneka industri berkontribusi paling besar terhadap penurunan 0,89%. Sementara, sektor pertambangan memimpin kenaikan 0,67%.

Pagi ini, investor asing mencatatkan penjualan bersih sekitar Rp 334,334 miliar.

Sementara itu, bursa Asia-Pasifik diperdagangkan beragam hari ini karena investor mengamati pergerakan lira Turki menyusul gejolak di bank sentral negara tersebut.

Baca Juga: Bursa segera dibuka, ini rekomendasi saham pilihan Senin (22/3) yang bisa diakumulasi

Di Jepang, Nikkei 225 tergelincir 1,91% pada perdagangan pagi dan indeks Topix merosot 1,25%. Indeks Kospi Korea Selatan menurun 0,23%.

Di tempat lain, pasar Cina daratan naik, dengan Shanghai Composite naik lebih dari 1% dan Shenzhen Component naik 1,259%.

Sementara itu, saham di Australia menguat, dengan S & P / ASX 200 naik 0,47%. Indeks MSCI Asia-Pasifik diperdagangkan 0,37% lebih tinggi.

Investor mengamati lira Turki yang melemah tajam menjadi 8.145 terhadap greenback, dibandingkan dengan level di bawah 7,5 per dolar yang terlihat pekan lalu.

Pelemahan tajam itu terjadi setelah bank sentral negara itu mengalami pergolakan, Presiden Recep Tayyip Erdogan tiba-tiba menggantikan Gubernur Bank Sentral hanya beberapa hari setelah kenaikan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×