kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG hari ini berpotensi kembali menguat terbatas terimbas data awal bulan


Rabu, 02 September 2020 / 06:10 WIB
IHSG hari ini berpotensi kembali menguat terbatas terimbas data awal bulan


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG hari ini (2/9) akan menguat terbatas. IHSG pada Senin (1/9) menguat signifikan 1,38% di level 5.310,68. 

Lanjar Nafi Analis Reliance Sekuritas mengatakan, pergerakan IHSG hari ini secara teknikal berhasil rebound pada level support Moving Average 20. Sedangkan pola lower bollinger bands sebagai support. 

Baca Juga: Reksadana Ashmore Dana Progresif Nusantara tumbuh 3,04% di bulan Agustus 2020

Menurut Lanjar, indikator stochastic dan RSI bergerak bearish. Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas dengan support resistance 5.200-5.370. 
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal menurut Lanjar diantaranya ACES, ADRO, AKRA, BRPT, CPIN, GGRM, HMSP, JSMR, MAPI, TBLA, TPIA.

Kemarin, IHSG menguat signifikan 1,38% setelah sempat bergerak berfluktuatif selama perdagangan. Sektor saham yang menopang penguatan IHSG diantaranya sektor pertambangan naik 2,6%, aneka industri naik 2,07% dan keuangan meningkat 2,01%. 

Data indeks kinerja manufacturing PMI Indonesia rilis cukup baik sebesar 50,8 dari 46,9 masuk pada fase ekspansi menjadi katalis positif aktifitas bisnis di dalam negeri. Investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 699,78 miliar dengan saham TLKM, BBNI, MDKA, MDKA, BBRI mencatatkan aksi jual bersih cukup besar. 

Dari ekternal, Lanjar mengatakan, data manufaktur China menunjukan data ekspor memperlihatkan pemulihan. Indeks kontrak berjangka AS naik mengiringi penguatan mayoritas indeks saham Asia. Selain itu, Lanjar menambahkan, ada aksi tunggu investor atas data awal bulan seperti inflasi dan indeks manufaktur PMI guna melihat pemulihan ekonomi dan aktifitas bisnis. 

Baca Juga: BPS: Deflasi Agustus 2020 didorong komponen harga bergejolak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×