kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

HSBC: Siapa pun pemenang pemilu AS, beli emas!


Kamis, 03 November 2016 / 11:39 WIB
HSBC: Siapa pun pemenang pemilu AS, beli emas!


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Di tengah tingginya ketidakpastian menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 8 November mendatang, sepertinya investor emas yang akan menang banyak. Setidaknya, inilah pendapat HSBC Holding Plc.

Dalam riset yang ditulis oleh Bloomberg, Chief Precious Metals Analyst HSBC James Steel mengatakan, harga emas akan semakin mahal tak perduli siapa yang keluar jadi pemenang pada pemilu mendatang.

Kendati demikian, lanjut Steel, kemenangan Donald Trump dari Partai Republik yang paling menyokong laju emas dibanding kemenangan Hillary Clinton. Di luar semua itu, HSBC memprediksi, harga emas akan melompat 8% terlepas dari siapa pun yang memenangkan pemilu.

Kedua kandidat sudah memperdebatkan kebijakan perdagangan mereka masing-masing yang dapat menstimulasi permintaan emas. "Emas di sini menawarkan potensi perlindungan dari perlindungan itu sendiri," imbuhnya.

Dalam kebijakannya, Trump berpendapat dia akan melakukan negosiasi ulang dari kesepakatan perdagangan bebas yang sudah berlangsung lama. "Hal ini akan berdampak positif terhadap emas, meskipun ini bukan agenda utama Trump," kata Steel.

HSBC memprediksi, jika Trump memenangkan pemilu kali ini, harga emas dapat melompat ke posisi US$ 1.500 per troy ounce.

Sementara, jika Clinton menang, harga emas akan melaju ke US$ 1.400 per troy ounce pada akhir tahun.

James Butterfill, head of research and investment strategy ETF Securities juga berpendapat emas akan mendaki sebesar 10% dalam kurun waktu setahun pemerintahan Trump.

Menurut Butterfill, kenaikan harga emas distimulasi oleh ketidakpastian kebijakan dan prospek naiknya inflasi.

"Emas merupakan lindung nilai atas ketidakpastian politik. Di sisi lain, Presiden Trump akan menciptakan kondisi politik yang penuh dengan ketidakpastian, khususnya terkait kepemimpinan The Federal Reserve dan strategi kebijakan moneter," tulis Butterfill.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×