kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hartadinata berharap kontribusi penjualan logam mulia lebih besar dari perhiasan


Jumat, 07 Agustus 2020 / 19:01 WIB
Hartadinata berharap kontribusi penjualan logam mulia lebih besar dari perhiasan
ILUSTRASI. Logam mulia produksi PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA).


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menargetkan penjualan produk Logam Mulia (LM) terbaru yang berukuran 0,1 gram, 0,25 gram, 0,50 gram, 5 gram dan 10 gram, bisa berkontribusi pada pendapatan HRTA yang ditargetkan sebesar Rp 4 triliun di akhir 2020.

CEO PT Hartadinata Abadi Tbk Sandra Sunanto menjabarkan target kontribusi ini diperkirakan mulai terlihat pada akhir kuartal III dan makin terasa di kuartal IV.

Hal ini dilihat dari performa penjualan Logam Mulia yang cukup apik sepanjang semester I 2020 dibandingkan dengan penjualan perhiasan (jewelry).

Baca Juga: Hartadinata (HRTA) meluncurkan produk emas 0,1 gram, harganya cuma sekitar Rp 100.000

"Kami baru gencar menjual produk ini di semester II. Saya belum targetkan kontribusi penjualan cukup besar, tapi akan terasa sekali di kuartal IV. Yang jelas, kontribusi logam mulia akan lebih tinggi dibandingkan dengan perhiasan, yang memang mengalami sedikit penurunan di kuartal II 2020," jelas Sandra saat acara peluncuran produk gramasi logam mulia HRTA, yang berlangsung secara virtual di Jakarta, Jumat (7/8).

Sepanjang semester I 2020, HRTA memperoleh pendapatan Rp 1,96 triliun, naik 10,73% dari Rp 1,77 triliun periode sama tahun lalu. Dari situ, HRTA mengantongi laba bersih Rp 78,87 miliar, turun dari Rp 86,37 miliar pada semester I 2019.

Sandra menjelaskan, pertumbuhan pendapatan pada semester I 2020 terkerek oleh kontribusi penjualan logam mulia yang dinilai mampu menopang kinerja pendapatan perseroan meski dilakukan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Tahun ini, HRTA memproyeksi penurunan laba bersih akan berlanjut sampai akhir 2020 mendatang. Hal ini diperkirakan karena margin yang diperoleh dari penjualan Logam Mulia, tidak sebesar penjualan perhiasan.

"Kami sebenarnya punya rencana untuk mengeluarkan produk logam mulia dalam ukuran yang lebih besar sampai dengan 500 gram hingga 1 kilogram pada akhir Agustus ini. Akan tetapi, kami masih melihat dulu kondisi pasar, dan kami melihat kemasan 0,1 gram hingga 1 gram lebih potensial," jelasnya.

Baca Juga: Hartadinata Abadi (HRTA) Besarkan Lini Bisnis Pegadaian Melalui Dua Anak Usaha

Sementara itu, Chief Financial Officer (CFO) HRTA Denny Ong mengungkapkan realisasi belanja modal perseroan saat ini sudah mencapai Rp 40 miliar. Jumlah itu sekitar 70% dari total alokasi Rp 60 miliar tahun ini. Denny mengatakan sekitar Rp 30 miliar telah digunakan oleh perseroan untuk pembelian mesin.

"Belanja modal sudah tidak akan terlalu banyak sisa tahun ini. Kami sudah beli mesin yang kami perlukan, jadi tinggal mulai produksi untuk produk logam mulia,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×