kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,20   -6,16   -0.66%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga tembaga berpotensi melanjutkan tren kenaikan


Rabu, 08 Mei 2013 / 08:13 WIB
Harga tembaga berpotensi melanjutkan tren kenaikan
ILUSTRASI. Rekor harga CPO turut memoles prospek emiten di sektor ini, termasuk Astra Agro Lestari (AALI).


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Harga tembaga mulai terangkat mendekati level harga tertinggi dalam tiga pekan terakhir. Penguatan harga tembaga ini dipicu oleh rilis data tenaga kerja non pertanian Amerika Serikat (AS) dan ekspektasi naiknya permintaan dari China, sebagai konsumen tembaga terbesar di dunia.

Harga tembaga di London Metal Exchange (LME), Jumat (3/5), naik tajam 6,16% menjadi US$ 7.270 per metrik ton, dibanding level harga sehari sebelumnya. Meski melonjak tinggi di akhir pekan, harga tembaga hanya naik 3,41% dalam sepekan.

Selama dua hari ini, fokus pasar akan lebih mengarah ke China. Negeri Panda ini akan merilis data neraca perdagangan serta inflasi bulan April yang diprediksi positif, sehingga diharapkan dapat mengangkat harga tembaga.

Ibrahim, Analis Harvest International Futures, mengatakan, pemicu penguatan harga logam industri, termasuk tembaga adalah rilis data tenaga kerja non pertanian AS yang di luar dugaan naik tajam. Peningkatan jumlah tenaga kerja non pertamian ini menimbulkan optimisme meningkatnya permintaan tembaga.

Selain itu, indikasi diteruskannya stimulus, baik oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) maupun European Central Bank (ECB) juga semakin membangkitkan kepercayaan bahwa pemulihan ekonomi global berjalan sesuai rencana.

Meski The Fed dan ECB masih akan memantau perkembangan ekonomi sebelum memutuskan kebijakan, adanya kemajuan dari industri AS tetap memberikan keyakinan bahwa perbaikan ekonomi akan berjalan selaras dengan pemberian stimulus, sampai akhirnya kebijakan tersebut dihentikan.

Pasar juga tengah menanti rilis data neraca perdagangan China yang diperkirakan akan tumbuh. Prediksi para analis, neraca perdagangan China bulan April akan surplus US$ 15,5 miliar dari sebelumnya defisit US$ 0,9 miliar.

Para pelaku pasar berharap, prediksi ini bakal cocok dengan data China. Pasalnya, harga komoditas selama bulan April sudah menurun tajam. "Terlebih lagi, China sebagai konsumen tembaga terbesar di dunia, kinerja ekonominya tentu sangat mempengaruhi pergerakan harga tembaga secara global," kata Ibrahim.

Secara teknikal, Ibrahim melihat adanya sinyal bullish yang cukup kuat pada pergerakan harga tembaga. Ia memprediksi, sampai akhir pekan ini, harga tembaga masih berpotensi menguat, di kisaran US$ 7.166,59 hingga US$ 7.477,32 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×