kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga naik GIAA urung buyback


Selasa, 14 Februari 2012 / 09:14 WIB
Harga naik GIAA urung buyback
Serial TV Moon Knight produksi Marvel Studios yang akan tayang di Disney+.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Raka Mahesa W | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terus memantau pergerakan harga sahamnya di pasar. Ini akan menentukan langkah manajemen untuk melakukan pembelian saham kembali.

Elisa Lumbantoruan, Direktur Keuangan GIAA mengatakan, jika harga GIAA terus menguat, manajemen akan mengurungkan niat melakukan buyback. "Kami akan membiarkan investor yang membeli GIAA, bukan perseroan," kata dia, Kamis (9/2).

Dalam hitungan pengelola Garuda, harga sahamnya paling tidak bisa kembali ke kisaran Rp 750 per saham. Harga itu sama dengan nilai jual ketika penawaran saham perdana, 11 Februari 2011. Niat melakukan buyback pada awalnya adalah untuk mengembalikan harga GIAA ke harga Initial Public Offering (IPO).

Harga GIAA, penutupan Senin (13/2), adalah Rp 610 per saham. Jika dihitung dari harga per awal Januari 2012, harga GIAA sudah mengalami kenaikan sebesar 29,78%. Rekor harga penutupan terendah GIAA adalah Rp 395 per saham, yang terjadi pada 15 Oktober 2011.

Sejak IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GIAA terus merosot. Pada penutupan hari pertamanya di bursa, harga GIAA terguling hingga Rp 620 per saham. Elisa sempat menyatakan, Garuda bisa melakukan buyback setelah satu tahun setelah pelaksanaan IPO.

Pada dokumen rahasia yang berisi mekanisme sementara pelepasan saham GIAA oleh tiga Joint Lead Underwriter (JLU) yang diterima KONTAN disebutkan, total saham yang akan dibeli dari pasar sebanyak 10 miliar saham.

Asumsi harga GIAA yang ditetapkan Rp 500 per saham. Berarti dana yang diperlukan untuk buyback sekitar Rp 5 triliun.

Setelah buyback, maka rata-rata tertimbang jumlah saham beredarnya menjadi 17,64 miliar di tahun 2012. Tanpa buyback, jumlah saham beredar GIAA sebanyak 22,64 miliar. Earning per share (EPS) GIAA akan menjadi Rp 56,69 per saham atau lebih besar dibanding tanpa buyback yang diperkirakan sebesar Rp 44,17 per saham.

Menurut Elisa, tidak tertutup kemungkinan Garuda membeli kembali sahamnya yang berada di tangan JLU IPO. Mereka adalah Mandiri Sekuritas, Bahana Securities, dan Danareksa Sekuritas.

Total saham GIAA yang berada di tangan ketiga JLU tersebut sekitar tiga miliar saham. Ketiga JLU itu telah sepakat akan melepas saham GIAA ke pasar yang terpaksa mereka ambil ketika saham IPO GIAA tak terserap pasar.

Bisa tercapai

Manajemen GIAA juga berencana melakukan kuasi reorganisasi untuk menghilangkan defisit laba senilai Rp 6,33 triliun. Langkah buyback dan kuasi organisasi tersebut dirancang untuk meningkatkan valuasi GIAA.

Setelah dilakukan kuasi reorganisasi, maka nilai modal saham GIAA akan menjadi Rp 7,05 triliun dengan nilai per saham menjadi sebesar Rp 310,86 dari sebelumnya Rp 500 per saham.

Nilai total ekuitas GIAA per akhir September 2011 adalah Rp 11,32 triliun. Pada dokumen mekanisme sementara pelepasan saham GIAA, tercantum target laba bersih GIAA untuk tahun ini Rp 1 triliun.

Ferry Wong, Head of Indonesia Equity Research Citigroup Securities Indonesia, menilai, target harga yang menjadi incaran pengelola Garuda tercapai. Dalam hitungan Ferry, harga GIAA bisa menyentuh kisaran Rp 750 hingga Rp 1.000 per saham, tanpa melakukan buyback.

Alasan Ferry, kinerja perseroan diprediksi akan membaik seiring meningkatnya jumlah penumpang di 2012. "Terlebih, setelah kuasi reorganisasi. Hal tersebut akan menimbulkan sentimen positif," kata Ferry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×