kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak ukir level tertinggi sejak 2015


Rabu, 22 November 2017 / 17:06 WIB
Harga minyak ukir level tertinggi sejak 2015


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang pertemuan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) akhir bulan ini, pergerakan harga minyak mentah diselimuti sentimen positif. Optimisme perpanjangan kesepakatan pemangkasan produksi telah membawa harga minyak menembus level tertinggi sejak Juni 2015.

Mengutip Bloomberg, Rabu (22/11) pukul 16.15 WIB, minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 1,83% ke level US$ 57,87 per barel. Jika dibandingkan sepekan sebelumnya, harganya sudah melambung sekitar 5,01%.

Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoints Futures mengatakan sejauh ini secara fundamental minyak mentah banyak mendapatkan sentimen positif. Teranyar datang dari American Petroleum Institute (API) yang merilis persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) untuk pekan yang berakhir 17 November lalu turun menjadi 6,36 juta barel.

“Kalau AS konsisten menurunkan produksi minyak mentahnya akan menjadi sentimen positif bagi OPEC,” ujarnya, Rabu (22/11).

Selama ini produksi minyak negeri Paman Sam memang selalu menjadi pengganjal penguatan harga minyak. Kata Deddy, pekan lalu, produksi minyak AS naik 25.000 barel per hari. Jika kondisi ini terus berlanjut di akhir tahun 2017, kemungkinan total produksi minyak AS bisa mencapai 9,65 juta barel per hari atau hampir menyamai produksi dua produsen minyak besar, Arab Saudi dan Rusia.

Pada pertemuan pada 30 November nanti di Wina diperkirakan OPEC dan negara penghasil minyak akan kembali melanjutkan program pemangkasan produksi hingga kuartal III 2018. Sinyal perpanjangan pemangkasan ini semakin menguat karena OPEC berharap harga minyak mentah terus melaju hingga menembus kisaran US$ 65-US$ 70 per barel.

Selain itu, menurutnya, sentimen positif juga datang dari perusahaan minyak Arab Saudi, Saudi Aramco yang menutup kilang di Jeddah tanpa batas waktu. Biasanya kilang tersebut memproduksi 80.000 barel per hari. Langkah Aramco ini semakin menguatkan ekspektasi Arab Saudi tengah mengurangi produksinya.

Di lain pihak Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures melihat, katalis positif datang dari berkurangnya pasokan minyak dari Kanada ke AS. Trans Canada Corporation mengatakan akan mengurangi pengiriman setidaknya 85% dari jalur pipa Keystone sebesar 590.000 barel per hari.

“Ini semakin membuat cadangan minyak AS akan semakin turun. Setelah semalam API juga merilis penurunan cadangan minyak mentah,” terangnya.

Lanjutnya saat ini pergerakan harga minyak WTI hanya tinggal menanti rilis laporan cadangan minyak resmi dari Energy Information Administration. Hasilnya diprediksi cadangan minyak untuk pekan yang berakhir 17 November akan menyusut 1,4 juta barel dibanding pekan sebelumnya.

“Kalau hasilnya sesuai ekspektasi mungkin minyak masih bisa mempertahankan penguatan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×