kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga minyak naik di tengah rencana kenaikan tarif impor baja & aluminium AS


Senin, 05 Maret 2018 / 07:42 WIB
Harga minyak naik di tengah rencana kenaikan tarif impor baja & aluminium AS
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak bertahan di atas level US$ 60 per barel. Senin (5/3) pukul 7.25 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2018 di New York Mercantile Exchange naik 0,59% ke level US$ 61,61 per barel.

Pekan lalu, harga minyak light crude ini sempat merosot hingga level US$ 60 per barel setelah rilis data produksi Amerika Serikat (AS). Energy Information Administration merevisi angka produksi minyak November 2017.

Produksi minyak mentah AS pada bulan November melewati rekor produksi tertinggi menjadi 10,06 juta barel per hari. Posisi terendah harga minyak WTI pekan lalu adalah US$ 60,99 per barel di hari Kamis.

Setelah itu, harga minyak kembali menanjak dalam dua hari perdagangan. Dalam dua hari, harga minyak naik 1,02%.

Sejalan, harga minyak brent pun menguat dalam dua hari perdagangan hingga Senin ini. Harga minyak brent untuk pengiriman Mei 2018 di ICE Futures menguat 1,42% dalam dua hari.

Hari ini, harga minyak brent naik 0,57% ke US$ 64,74 per barel jika dibandingkan dengan posisi akhir pekan lalu.

Rencana AS mengenakan tarif impor aluminium dan baja menjadi sentimen positif yang bisa menekan harga komoditas. Industri minyak AS mengungkapkan, pengenaan tarif bisa menurunkan jumlah pekerja sektor ini. Ongkos yang lebih besar untuk bahan baku menyebabkan perusahaan-perusahaan perlu menghemat anggaran lainnya.

"Tarif impor menimbulkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi tidak akan mampu mendorong permintaan," kata Gene McGillian, director of market research Tradition Energy kepada Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×