kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak merosot akibat produksi AS naik ke 10,25 juta barel per hari


Kamis, 08 Februari 2018 / 07:39 WIB
Harga minyak merosot akibat produksi AS naik ke 10,25 juta barel per hari


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perosotan harga minyak masih panjang. Hingga Kamis (8/2) pukul 7.21 WIB, harga minyak mencatat penurunan dalam lima hari berturut-turut.

Harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2018 di New York Mercantile Exchange turun 0,18% ke US$ 61,68 per barel ketimbang harga kemarin. Padahal, kemarin harga minyak ini anjlok 2,52%.

Harga minyak WTI sudah bergerak di bawah level US$ 62 per barel sejak kemarin. Dalam lima hari koreksi, harga minyak terjerembab hingga 6,26%.

Harga minyak meluncur turun setelah Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat (AS) merilis data kenaikan stok minyak komersial AS sebesar 1,9 juta barel menjadi 420,3 juta dalam sepekan yang berakhir 2 Februari lalu.

Angka ini lebih rendah ketimbang antisipasi pasar yang memperkirakan kenaikan 3 juta barel. Tapi, hari sebelumnya, American Petroleum Institute memprediksi penurunan stok hingga 1,1 juta barel. Inilah yang menyebabkan ekspektasi pasar bergeser.

Stok minyak AS turun sebesar 20% dari level tertinggi April 2017 lalu. "Stok minyak global mulai seimbang. Hal ini akan mendorong harga minyak selanjutnya," kata Richard Robinson, manager Ashburton Global Energy kepada CNBC.

Data EIA yang dirilis semalam menunjukkan, produksi mingguan minyak AS mencapai 10,25 juta barel per hari. Angka ini lebih tinggi ketimbang produksi November yang sebesar 10 juta barel per hari.

EIA memperkirakan, produksi minyak AS akan mencapai rata-rata 10,59 juta barel per hari di tahun ini dan 11,18 juta barel per hari di tahun depan. Dengan level produksi tersebut, AS akan menjadi produsen minyak terbesar, mengambil alih posisi dari Rusia.

"Pertumbuhan kuat produksi minyak AS ini mendorong outlook pasar minyak ke arah bearish," kata Hamza Khan, head of commodities strategy ING.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×