kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah loncat hampir 2% berkat stimulus AS yang disetujui DPR


Senin, 01 Maret 2021 / 15:46 WIB
Harga minyak mentah loncat hampir 2% berkat stimulus AS yang disetujui DPR
ILUSTRASI. Harga minyak melesat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak rebound lebih dari US$ 1 pada perdagangan hari ini setelah DPR Amerika Serikat (AS) mengesahkan paket stimulus jumbo. Namun, perlambatan dalam pertumbuhan aktivitas pabrik China pada bulan Februari membatasi kenaikan harga minyak. 

Senin (1/3), harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Mei naik US$ 1,24, atau 1,9% menjadi US$ 65,66 per barel. 

Serupa, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2021 melonjak US$ 1,18 atau 1,9% menjadi US$ 62,68 per barel.

Pekan lau, kedua kontrak menyentuh level tertinggi dalam 13 bulan dalam minggu lalu. Namun harga minyak sempat tergelincir pada akhir pekan bersamaan dengan pasar keuangan menyusul penurunan yield obligasi di tengah kekhawatiran inflasi.

"Harga minyak pulih pagi ini sejalan dengan sebagian besar aset berisiko di belakang RUU stimulus AS yang disahkan DPR," kata Stephen Innes, Chief Global Markets Strategist Axi, dalam sebuah catatan pada hari Senin.

Seperti diketahui, DPR AS mengesahkan paket bantuan virus corona senilai US$ 1,9 triliun pada Sabtu (27/2) pagi. Hal ini mengangkat selera investor terhadap aset berisiko dan pasar saham Asia. Paket tersebut sekarang akan dipindahkan ke Senat AS untuk pembahasan lebih lanjut.

Di sisi lain, persetujuan penggunaan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson juga mendukung prospek ekonomi.

Baca Juga: Harga minyak mentah naik lebih 1% setelah kemajuan paket stimulus AS

Namun, data manufaktur dari importir minyak utama Asia beragam. Lihat saja, data aktivitas pabrik China yang merosot ke level terendah dalam sembilan bulan pada bulan Februari, sedangkan manufaktur di Jepang berkembang tercepat dalam lebih dari dua tahun.

Pasokan minyak mentah yang masuk ke importir utama China diperkirakan akan berkurang pada kuartal kedua karena reli harga minyak mendinginkan permintaan. Data awal juga menunjukkan bahwa impor Korea Selatan bulan Februari turun 14,7% dari tahun sebelumnya.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu pada hari Kamis (4/3) dan dapat membahas kemungkinan sebanyak 1,5 juta barel per hari minyak mentah kembali ke pasar.

"Kami pikir jika kenaikan gabungan (OPEC+) tidak melebihi 500.000 bpd, itu akan menjadi bullish untuk harga," kata analis di Bank OCBC Singapura.

Analis ING mengatakan, OPEC+ perlu berhati-hati untuk menghindari pedagang yang mengejutkan dengan melepaskan terlalu banyak pasokan kembali ke pasar.

"Ada sejumlah besar uang spekulatif dalam minyak saat ini, jadi mereka ingin menghindari tindakan apa pun yang akan membuat mereka mencalonkan diri untuk keluar," kata mereka.

Secara terpisah, Iran pada hari Minggu menolak pembukaan perundingan dengan AS dan Uni Eropa untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015. Iran pun bersikeras, Washington harus terlebih dahulu mencabut sanksi sepihak yang telah secara tajam mengurangi ekspor minyak Iran.

Selanjutnya: IHSG menguat 1,55% ke 6.338 pada perdagangan Senin (1/3), asing beli BBCA, BMRI, BBNI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×