kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak melompat 2,65% dalam tiga hari kenaikan


Selasa, 06 Maret 2018 / 07:47 WIB
Harga minyak melompat 2,65% dalam tiga hari kenaikan
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: RR Putri Werdiningsih, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melanjutkan penguatan hari ketiga. Selasa (6/3) pukul 7.18 WIB harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2018 menguat tipis 0,06% ke US$ 62,61 per barel.

Harga minyak masih menguat setelah kemarin melonjak 2,16% dalam sehari. Total kenaikan harga minyak dalam tiga hari perdagangan adalah 2,65%.

Sejalan dengan kenaikan harga minyak WTI, minyak brent pun makin panas. Dalam dua hari perdagangan hingga kemarin, harga minyak yang diperdagangkan di ICE Futures ini menguat 2,68% ke US$ 65,54 per barel.

"Lonjakan di pasar saham adalah pendorong besar di balik pemulihan harga minyak," ujar Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch & Associates yang dikutip Reuters.

Kemarin, bursa saham melonjak setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan bahwa tarif impor baja dan aluminium NAFTA bisa turun.

Harga minyak pun terdongkrak komentar bullish menteri energi negara-negara OPEC dan produsen minyak lain pada konferensi CERAWeek. Pada konferensi industri energi terbesar ini, para menteri minyak mengungkapkan bahwa produksi minyak Venezuela yang turun, disertai dengan tingkat kepatuhan anggota-anggota OPEC dalam memangkas produksi, akan menopang harga minyak.

Menteri Minyak Ekuador Carlos Perez mengatakan, produksi minyak Venezuela saat ini hanya 1,5 juta barel per hari, mendekati rekor produksi terendah. Sementara Suhail Mohamed Al Mazrouei, Menteri Minyak Uni Emirat ARab mengatakan, OPEC belum mendiskusikan pemangkasan tahun depan.

Di sisi lain, International Energy Agency (IEA) memperkirakan, permintaan minyak akan tumbuh rata-rata 1,1% per tahun hingga 2023 mendatang. IEA mencatat, OPECA akan sulit mengerek kapasitas produksi sesuai permintaan pasar. "Investasi hilir masih belum pulih sejak 2015-2016 yang menimbulkan kekhawatiran atas kemampuan suplai menutup permintaan setelah tahun 2020," ungkap IEA, Senin (5/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×