kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak bullish, Brent US$ 64,46 per barel, WTI ke US$ 58,22 per barel


Kamis, 16 Januari 2020 / 09:26 WIB
Harga minyak bullish, Brent US$ 64,46 per barel, WTI ke US$ 58,22 per barel
ILUSTRASI. Kilang minyak di AS


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah terus melesat  usai penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat dan China terjadi. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (16/1) pukul 09.00 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Februari 2020 di New York Mercantile Exchange berada di posisi US$ 58,22 per barel. Atau naik 0,71%  dibanding penutupan hari sebelumnya US$ 57,81 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Maret 2020 di ICE Futures juga menanjak ke level US$ 64,46 per barel. Angka ini naik 0,72% ketimbang penutupan Rabu (15/1) yang ada di US$ 64,00 per barel.

Harga minyak yang kembali masuk tren bullish terjadi setelah adanya potensi kenaikan penjualan pasokan energi dari AS ke China.

Baca Juga: AS-China teken perjanjian dagang fase pertama, ada beberapa titik lemah belum tuntas

Di bawah perjanjian dagang fase pertama tersebut disebutkan bahwa Negeri Tirai Bambu berkomitmen untuk membeli produk energi asal AS seperti minyak mentah, gas alam cair dan lainnya yang nilainya lebih dari US$ 50 miliar. Kontrak tersebut akan berjalan selama dua tahun.

Tetapi pasar pun masih waspada terhadap perjanjian dagang kali ini. Beberapa analis pun mengatakan China harus berjuang untuk memenuhi target tersebut karena belum ada detail lebih lanjut mengenai realisasi dari komitmen dagang ini.

"Karena kesepakatan ini hanya gencatan senjata, tanpa memangkas tarif impor secara material, maka dampaknya akan terbatas," kata ANZ kepada Reuters

Baca Juga: Wakil PM China: Kesepakatan dagang untungkan China, AS, dan dunia

Walau begitu, hal ini sudah cukup membantu harga minyak yang sedang dirundung potensi banjir produksi. Mengingat, produksi minyak Negeri Paman Sam di tahun ini diprediksi tembus 13 juta barel per hari.

Padahal, dengan rata-rata produksi saat ini yang mencapai 12 juta per barel, AS telah menjadi produsen minyak terbesar di dunia, mengalahkan Rusia dan Arab Saudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×