kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak Brent menuju US$ 50


Jumat, 20 Mei 2016 / 17:02 WIB
Harga minyak Brent menuju US$ 50


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

LONDON. Harga minyak dunia semakin mendekati level tertingginya dalam enam bulan terakhir, Jumat (20/5).

Berdasarkan data Reuters, pada pukul 0844GMT, harga minyak Brent melaju 45 sen menjadi US$ 49,26 per barel. Posisi ini tak jauh terpaut dari posisi tertingginya dalam enam bulan yakni US$ 49,85 per barel.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditransaksikan di level US$ 48,59 sebarel atau naik 43 sen dan semakin mendekati level tertingginya dalam tujuh bulan terakhir di level SU$ 48,95 per barel.

Sentimen apa saja yang mengerek harga minyak?

Sejumlah analis menilai, kenaikan harga minyak dipicu oleh adanya kemungkinan terpangkasnya suplai minyak dunia. Hal ini tak termasuk Amerika Serikat yang mencatatkan penurunan produksi menjadi 2,5 juta barel per hari.

Di Nigeria, para penyusup memblokir akses ke terminal ekspor minyak Qua Iboe milik Exxon Mobil.

"Jadwal pasokan minyak sedikit terganggu di tiga dari lima terminal ekspor utama di Nigeria akibat adanya sabotase. Kami memprediksi ada sekitar 450.000 barel per hari yang terkena dampaknya," jelas US investment bank Jefferies.

Ini artinya, aksi kelompok militan Nigeria sudah memangkas ekspor minyak negara tersebut ke level terendah dalam 22 tahun terakhir yakni di bawah 1,4 juta barel per hari.

Selain itu, di Kanada, produksi juga terpangkas seiring terjadinya kebakaran yang memaksa dilakukannya penutupan sejumlah kilang minyak. Kondisi ini diprediksi berdampak pada pengurangan produksi sekitar 1 juta barel per hari.

Produksi minyak Libya juga terpukul konflik internal.

Meski demikian, analis lain menilai, kenaikan harga minyak beberapa waktu terakhir tidak akan bertahan lama.

"Kombinasi adanya penguatan dollar serta tingginya suplai minyak dari permintaan, masih menjadi penekan utama harga minyak," jelas Harry Tchilinguirian, strategist minyak French bank BNP Paribas di London.

Dia menebak, harga minyak bisa jatuh lalu ke kisaran US$ 30 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×