kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga komoditas logam kompak rebound


Jumat, 29 Mei 2015 / 17:22 WIB
Harga komoditas logam kompak rebound
ILUSTRASI. Yuk simak syarat dan ketentuan promo Ace Hardware, ada cashback 20% hingga Rp 240.000!


Reporter: Dina Farisah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Harga komoditas logam seperti aluminium dan tembaga mencoba bangkit dari level rendah. Keduanya berhasil menguat berkat koreksi dollar AS.

Mengutip Bloomberg, Jumat (29/5) pukul 14.00, kontrak pengiriman aluminium tiga bulan di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 1.781,50 per metrik ton. Harga naik (rebound) 0,28% dari hari sebelumnya. Aluminium melesat tajam 2,5% sejak di tutup di level terendah pada Rabu (27/5). Dalam sepekan terakhir, harga aluminium mendaki 0,76%.

Sementara pengiriman tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) pada Jumat (29/5) pukul 14.00 membukukan kenaikan sebesar 0,63% dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga tembaga turun 0,45%.

Ibrahim, analis dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka menjelaskan, rebound-nya harga aluminium dan tembaga didukung oleh koreksi dollar AS. Indeks dollar merosot setelah rilis data klaim pengangguran AS, Kamis malam (28/5), menorehkan angka lebih besar dari ekspektasi. Untuk diketahui, klaim pengangguran mingguan AS dibukukan sebesar 282.000 orang. Angka ini melampaui ekspektasi sebesar 271.000 orang. Sontak, hal ini menggerus performa dollar AS hingga menuju level 96,8770.

Meski demikian, Ibrahim menilai aluminium dan tembaga tidak cukup tangguh melanjutkan penguatan. Ibrahim meragukan prediksi analis global yang mengatakan aluminium dan tembaga akan pulih pada tahun depan lantaran ekonomi AS, Eropa dan Jepang yang berangsur-angsur membaik.

Menurut Ibrahim, rapuhnya perekonomian China masih menjadi batu sandungan bagi penguatan aluminium dan tembaga. PDB China pada tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 6,8%. Sementara tahun depan, PDB China diduga masih melambat. Bahkan, Ibrahim meramal PDB China tahun depan hanya tumbuh 6,5%.

“Terus menurunnya PDB China akan menggerogoti permintaan aluminium dan tembaga dari negara pengguna terbesar logam di dunia tersebut. Jadi, perbaikan ekonomi AS, Eropa dan Jepang tidak serta merta mengangkat harga kedua komoditas itu,” terang Ibrahim.

Ibrahim bilang, guncangan ekonomi yang masih melanda China akan turut berdampak pada perekonomian global. Pasalnya, 60% surat utang AS dan Eropa adalah kepemilikan China.

Tekanan harga aluminum dan tembaga masih terlihat secara mingguan dan bulanan. Bahkan, hingga akhir tahun, harga keduanya masih terdepresiasi akibat kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Federal Reserve). Ibrahim menduga harga aluminium hingga akhir semester I-2015 akan terbentang di level US$ 1.500-US$ 1.800 per metrik ton.

Sementara harga aluminium akhir tahun berkisar antara US$ 1.300-US$ 1.500 per metrik ton. Harga tembaga hingga semester I-2015 diprediksi berada di rentang US$ 5.900-US$ 6.200 per metrik ton. Dan harga tembaga akhir tahun diperkirakan antara US$ 5.700-US$ 6.000 per metrik ton.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×