kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hanson International (MYRX) berencana rights issue Rp 15 triliun


Minggu, 12 Agustus 2018 / 09:34 WIB
Hanson International (MYRX) berencana rights issue Rp 15 triliun
ILUSTRASI. Managemen Hanson International


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hanson International Tbk (MYRX) berencana melakukan aksi korporasi lewat mekanisme rights issue. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan properti besutan Benny Tjokrosaputro ini bermimpi mengincar dana sekitar Rp 15 triliun -Rp 20 triliun dari rencana tersebut.

Dana jumbo itu akan digunakan Hanson untuk merealisasikan mimpinya mengembangkan proyek skala kota bertajuk Grand Jakarta seluas 15.000 hektare (ha) di wilayah Barat Jakarta.

Proyek itu diklaim nantinya akan membentang dari Serpong, Parung Panjang, Tigaraksa hingga ke Maja yang luasnya tiga kali lipat BSD atau dua kali lipat dari kota Bandung.

Benny Tjokrosaputro, Komisaris Utama Hanson mengatakan, pihaknya sudah mulai mempersiapkan rencana rights issue itu dengan menjajaki investor strategis untuk menjadi pembeli siaga. Sebab untuk mencari dana dengan jumlah jumbo, Hanson tidak bisa bergantung pada investor publik.

"Saat ini sudah mulai melakukan pendekatan dengan sejumlah investor dari beberapa negara seperti Korea, China, Hongkong dan Thailand untuk masuk," klaim Benny di Jakarta, Jumat (11/8).

Benny mengaku, pihaknya sudah menyurati Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait rencananya itu. Persiapan sudah dilakukan dari sekarang karena menurutnya, rencana itu akan membutuhkan proses panjang untuk mencari investor strategis.

Harapan Benny, menargetkan harga rights issue itu bisa di atas harga pasar. "Kami harapkan harganya bisa di atas harga pasar karena net asset value bagus. Misalnya kami injek lahan ke Forest Hill itu Rp 350.000 per m2 tapi sekarang kita jual Rp 5 juta per m2 ke Tan Kian." ujarnya.

Jika rights issue itu terealisasi, seluruh dananya akan rights issue itu akan digunakan seluruhnya untuk melakukan pembebasan lahan. Sebab dalam aturan, dalam mengakuisisi lahan hanya boleh dilakukan dengan kas internal dan tidak bisa menggunakan pinjaman.

Benny mengklaim Hanson lewat anak-anak usahanya baru menguasai sekitar 4.000 ha lahan di wilayah Serpong hingga Maja saat ini. Itu artinya, perusahaan masih harus mencaplok 11.000 ha lagi lahan di kawasan itu untuk mewujudkan mimpinya tersebut.

Saat ini, Hanson tercatat telah mengembangkan tiga proyek di Barat Jakarta. Di wilayah Maja, Hanson telah mengembangkan proyek bertajuk Citra Raya Maja berkongsi dengan Ciputra Group sejak 2014.

Sementara di wilayah Parung Panjang, mereka mengembangkan dua proyek bertajuk Forest Hill dan Milleium City. Benny bilang, ketiganya akan jadi bagian dari proyek Grand Jakarta itu.

Forest Hill dikembangkan sendiri oleh perseroan. Sementara Millenium City adalah proyek anyar Hanson seluas 1.388 ha yang dikembangkan bersama Century Properties Group yakni perusahaan milik konglomerat Tan Kian.

Selain Hanson melalui PT Mandiri Mega Raya dan Century Properties Group, beredar kabar ada tiga lagi pemegang saham Millenium City yaitu Soetikno Soedarjo (MRA Group), Ganda Sitorus dan Martua Sitorus (Gamaland Group), dan Glenn Sugita (Northstar Group).

"Untuk mengembangkan Grand Jakarta itu nantinya, saya akan mengajak 10 developer besar ikut masuk ke sana. Nantinya akan kami bangun 1,5 juta rumah di sana," lanjut Benny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×