kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GHCL backdoor listing melalui BTEK


Jumat, 22 April 2016 / 09:12 WIB
GHCL backdoor listing melalui BTEK


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Golden Harvest Cocoa Ltd (GHCL) berniat masuk Bursa Efek Indonesia. Namun, perusahaan investasi yang berbadan hukum British Virgin Island ini masuk bursa saham lewat pintu belakang alias backdoor listing.

Kelak, GHCL akan mengendalikan PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK), emiten bergerak di bidang pengembangan bioteknologi pertanian, lewat skema rights issue. BTEK berencana menambah modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue.

BTEK akan mengeluarkan saham maksimal 5,51 miliar dengan harga penawaran senilai Rp 1.000 per saham. Dus, nilai total rights issue mencapai Rp 5,51 triliun. Adapun rasio konversinya adalah 1:5 dengan efek dilusi pasca rights issue sebesar 83,33%.

Saat ini, komposisi kepemilikan saham BTEK adalah PT Asabri yang menguasai 200 juta saham setara 18,13% total saham, kemudian Edi Suwarno Al Jab L Sing memiliki 61 juta saham (5,53%) serta investor publik menguasai 841,95 juta saham atau 76,34% dari total saham.

Berdasarkan nota kesepahaman antara BTEK dan GHCL pada 18 Maret 2016, pasca rights issue, BTEK akan mengakuisisi anak usaha GHCL, yakni Golden Harvest Cocoa Pte Ltd (GHPL) beserta utang convertible bonds GHPL kepada GHCL yang senilai US$ 39,78 juta.

Belakangan, dua pemegang saham BTEK: Asabri dan Edi Suwarno, menyatakan tidak akan melaksanakan haknya. Jadi, BTEK membeli GHPL lewat setoran saham (transaksi inbreng) ke GHCL sebanyak 1,31 miliar saham dari 5,51 miliar saham rights issue.

Nah, apabila investor publik tidak melaksanakan hak mereka dalam aksi korporasi ini, maka pengambilalihan saham GHPL akan dilakukan melalui setoran saham, dengan nilai maksimal 5,3 miliar saham.

Namun, jika publik melaksanakan sebagian atau seluruh haknya, maka BTEK akan mengakuisisi sebagian saham GHPL secara tunai. Dengan asumsi publik tak mengeksekusi seluruh haknya, maka pasca rights issue, GHCL akan menguasai 82,78% saham BTEK.

Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe menilai, harga rights issue BTEK senilai Rp 1.000 masih di bawah harga pasar Rp 1.200. Tapi tidak serta merta publik membeli saham BTEK, sebab saham perseroan tidak terlalu likuid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×