kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gerai mulai dibuka, kinerja Matahari Department Store (LPPF) masih berat


Selasa, 12 Mei 2020 / 18:49 WIB
Gerai mulai dibuka, kinerja Matahari Department Store (LPPF) masih berat
ILUSTRASI. Matahari Department Store (LPPF) membuka kembali 21 gerai pada akhir April 2020.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membuka kembali 21 gerai pada akhir April 2020. Sebelumnya, LPPF menutup sementara seluruh gerai secara nasional terhitung 30 Maret 2020.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya menjelaskan, penutupan yang terjadi selama April dan separuh bulan Mei akan menekan pendapatan perusahaan hingga Rp 2 triliun. Asal tahu saja, sebanyak 92 toko lain rencananya akan dibuka kembali 15 Mei 2020 mendatang. Dengan demikian setidaknya 54% dari toko akan mulai beroperasi,

Walaupun beberapa gerai sudah kembali beroperasi, Christine memprediksi tekanan terhadap pendapatan LPPF masih akan terjadi. "Dengan asumsi seluruh toko secara nasional akan melanjutkan operasinya pada bulan Juni, kami pikir pendapatan kuartal II 2020 mungkin turun 35% hingga 40%," ungkap Christine dalam riset.

Baca Juga: Hari ini 20 Gerai Matahari dibuka kembali, saham LPPF naik tipis 2,09%

Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian juga berpendapat demikian. Beberapa toko yang mulai dibuka belum mampu mengerek pendapatan bersih maupun laba bersih LPPF. "Karena aktivitas dan mobilitas orang-orang belum pulih seperti sedia kala," kata Robert kepada Kontan.co.id, Selasa (12/5).

Robert mengungkapkan bahwa penjualan online emiten ritel selama gerai ditutup tidak berdampak signifikan terhadap pendapatan. Sebab, porsi penjualan online emiten ritel masih mini.

Berdasar keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, LPPF melakukan berbagai langkah efisiensi selama masa pandemi COVID-19, di antaranya mengurangi beban usaha yang tidak esensial termasuk beban sewa, pemasaran, perjalanan, dan beban lainnya. Sekadar informasi, beban sewa selama ini berkontribusi hingga 35% dari operational expenditure (opex). Sementara biaya pemasaran memberatkan 8% dari opex.

Baca Juga: Awan Mendung Menghalangi Matahari Department Store, Ini Rekomendasi untuk Saham LPPF

LPPF juga mengurangi biaya di berbagai lini, salah satunya perjalanan bisnis. Selain itu, menekan beban sumber daya manusia dengan mengusahakan penurunan terbesar di tingkat manajemen senior. LPPF juga menunda pembukaan empat unit toko dan penundaan pembagian dividen dari laba bersih yang dibukukan tahun 2019.

Melihat kondisi sejauh ini, Christine memproyeksikan pendapatan LPPF sepanjang tahun akan mencapai Rp 8,79 triliun dengan laba bersih Rp 974 miliar. Jumlah ini menurun dari prediksi sebelumnya yang sebesar Rp 10,2 triliun untuk pendapatan dan Rp 1,38 triliun untuk laba bersih.

Meskipun kinerja keuangannya diprediksi masih tertekan, dia menyarankan buy saham LPPF dengan target harga Rp 1.700 per saham. "Valuasi sahamnya yang menarik dan ada pelonggaran PSBB," jelas Christine lagi.

Sementara Robert menyarankan sell saham LPPF melihat prospek emiten ini yang masih berat karena Covid-19 diprediksi membuat masyarakat untuk tetap di rumah. Selasa (12/5), harga saham LPPF naik 0,33% ke Rp 1.530 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×