kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Geliat bisnis properti masih butuh bukti


Jumat, 16 Juni 2017 / 11:04 WIB
Geliat bisnis properti masih butuh bukti


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Elisabet Lisa Listiani Putri, Tantyo Prasetya | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tanda-tanda kebangkitan industri properti masih butuh banyak bukti. Pasalnya, hingga lima bulan pertama tahun ini, pra penjualan properti atau marketing sales masih malas geraknya.

Pra penjualan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), semisal, pengembang ini baru mengantongi pra penjualan Rp 1,2 triliun. Angka ini hanya setara 24,4% dari target yang tahun ini yang sebesar Rp 4,5 triliun.

Lebih masygul ini, hasil itu anjlok 21% dari pra penjualan di periode sama di 2016 yang meraup Rp 1,4 triliun. Hasil tidak jauh berbeda juga terjadi di PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

PWON baru menjaring pra penjualan Rp 654 miliar atau 24,2% dari target pra penjualan yang dipatok tahun ini yaitu Rp 2,7 triliun. Padahal di periode yang sama tahun lalu, pengembang Kota Kasablanka itu bisa meraup Rp 1 triliun.

Begitu pula PT Metropolitan Land Tbk (Metland) yang baru meraup pra penjualan 34,4% hingga Mei kemarin dari target sebanyak Rp 1,5 triliun.Namun, tak semua catatan penjualan pengembang buruk, lo.

Ada juga emiten properi yang mampu mengantongi pra penjualan lumayan oke. Antara lain: PT PP Properti Tbk (PPRO). Anak usaha PT Pembangunan Perumahan Tbk ini mampu meraih pendapatan penjualan Rp 1,4 triliun. Angka ini 45% dari target yang dibidik tahun ini yang sebesar Rp 3,1 triliun. Target tersebut tumbuh 20% dari pra penjualan tahun lalu.

Adapun PT Ciputra Development Tbk (CTRA) hingga Mei kemarin meraup pra penjualan Rp 2,63 triliun atau 30,5% dari target tahun ini Rp 8,5 triliun. Di bulan Mei kemarin, Ciputra malah sanggup meraup pra penjualan hingga Rp 1,02 triliun.

"Karena ada beberapa proyek baru yang diluncurkan," tandas Harun Hajadi, Direktur CTRA, (15/6).

Ciputra baru saja saja merilis dua proyek hunian tapak alias landed house yakni di Citra Land Cibubur dan Citra Land Makasar di bulan itu. Jika merujuk kinerja mereka, rupanya penjualan hunian yang mampu menjadi mesin pendorong penjualan emiten properti seperti CTRA dan PPRO, baik itu landed house maupun apartemen.

Pra penjualan PP Properti didominasi dari apartemen yang memberikan kontribusi 92% dari hasil pra penjualan hingga bulan Mei lalu. "Penjualan mayoritas dari proyek high rise," tandas Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti ke KONTAN (15/6).

Begitu pula dengan Summarecon Agung. Sebagian besar dari pra penjualan perusahaan dengan kode saham SMRA ini dari proyek hunian. Salah satunya proyek hunian anyar di Summarecon Bekasi yakni Burgundy yang ludes terjual akhir Mei lalu.

Berkaca dari hasil ini, Adrianto P Adhi, Dirut SMRA optimistis target pra penjualan Rp 4,5 triliun bisa tercapai tahun ini. Ia yakin, bisnis properti bakal bergulir lebih cepat lagi di semester kedua tahun ini. Efek kebijakan seperti kelonggaran uang muka, proyek infrastruktur, bunga pinjaman memperlancar bisnis properti.

"Market mulai pulih meski masih on the way," ucapnya. Faktor ini pula yang membuat para pengembang optimistis hasil kinerja sampai akhir tahun ini masih bisa tetap positif dari pencapaian tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×