kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gas alam dalam tren bearish jangka pendek


Jumat, 02 Juni 2017 / 22:16 WIB
Gas alam dalam tren bearish jangka pendek


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kenaikan cadangan gas alam Amerika Serikat (AS) menjadi beban harga gas alam pada akhir pekan. Tren pergerakan gas alam jangka pendek masih diliputi sentimen negatif lantaran belum ada sinyal kenaikan permintaan.

Mengutip Bloomberg, Jumat (2/6) pukul 17.17 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Juli 2017 di New York Mercantile Exchange melemah 0,07% ke level US$ 3,01 per mmbtu dibanding sehari sebelumnya. Sepekan terakhir gas alam anjlok hingga 9%.

Analis PT Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto menjelaskan, harga gas alam tertekan oleh kenaikan cadangan Amerika Serikat (AS). Energi Information Administration merilis cadangan gas alam AS pekan lalu bertambah 81 miliar kaki kubik. Angka tersebut lebih tinggi dari pekan sebelumnya 75 miliar kaki kubik serta di atas proyeksi sebesar 78 miliar kaki kubik.

Total cadangan gas alam AS saat ini mencapai 2,525 triliun kaki kubik, 370 triliun lebih rendah dari tahun lalu tetapi masih di atas rata-rata lima tahun.

"Untuk jangka pendek, gas alam masih dalam tren melemah. Dari sisi permintaan juga belum mendukung karena selama 10 hari ke depan cuaca AS diramalkan masih normal," ujar Andri.

Sentimen positif yang bisa mengangkat harga gas alam saat ini menurut Andri adalah kondisi cuaca di negara - negara konsumen terbesar, terutama AS. Menjelang musim panas, konsumsi gas alam sebagai bahan bakar pendingin ruangan diharapkan meningkat sehingga mampu menyokong laju harga.

Namun, sinyal kenaikan permintaan belum juga terlihat. Bahkan sepanjang bulan Mei, cadangan gas alam AS terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan produksi yang tidak diimbangi dengan kenaikan permintaan.

Di sisi lain, produksi gas alam AS justru terancam terus bertambah seiring dengan kenaikan produksi minyak mentah. Pasalnya, AS meningkatkan produksi minyak lantaran harganya yang sudah naik. Jumlah rig pengeboran minyak negeri Pam Sam terus bertambah, demikian juga dengan cadangan minyaknya. Sementara gas alam merupakan produk sampingan dari tambang minyak.

Andri memperkirakan harga gas alam hanya mampu menguat ke level US$ 3,25 per mmbtu hingga akhir Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×